Pembeli Heineken di Rusia juga akan mengambil alih sekitar 100 juta euro utang terkait dengan operasi Heineken. Heineken di Rusia mengalami kerugian selama enam dari delapan tahun terakhir.
Kesepakatan ini akan mengakibatkan kerugian sekitar 300 juta euro. Semua persetujuan yang dibutuhkan telah diterima, kata Heineken dalam sebuah pernyataan. Ini adalah akhir dari proses yang dimulai pada Maret 2022.
Tanda tangan Putin pada dekret bulan April lalu yang memungkinkan kontrol negara sementara atas aset perusahaan atau individu dari negara-negara yang tidak ramah—termasuk AS dan sekutunya—telah mempersulit upaya perusahaan-perusahaan konsumen kelas atas untuk keluar dari Rusia.
Keberhasilan Heineken keluar dari Rusia berbeda dengan rivalnya, Carlsberg A/S, yang rencananya menjual bisnis di negara itu digagalkan oleh penyitaan operasional oleh pemerintah pada Juli. Sementara itu, Anheuser-Busch InBev terus memegang saham di sebuah produsen bir Rusia.
"Ini sangat kompleks," kata CEO Heineken, Dolf van den kepada wartawan. "Ada risiko nyata dari penuntutan hukum bagi karyawan kami dan risiko nasionalisasi."
Heineken telah mendapatkan tekanan dari konsumen untuk meninggalkan Rusia, yang sebelumnya menyumbang sekitar 2% dari penjualan global, dan telah menyatakan niatnya untuk melakukannya lebih dari setahun yang lalu tanpa mendapatkan keuntungan dari transaksi.
Pada bulan April, perusahaan mengatakan telah mengajukan permohonan untuk persetujuan dari pemerintah Rusia untuk menjual bisnis mereka. Perusahaan ini sebelumnya mencatat total kerugian penurunan nilai sebesar 210 juta euro terkait dengan operasi di Rusia.
Pemilik baru tidak akan memiliki hak untuk menjual merek Heineken di Rusia, kata Dolf, dan merek Amstel juga akan ditarik dari pasar. "Niat kami adalah menarik sebanyak mungkin merek internasional," katanya.
(bbn)