Sebelumnya, Direktur Pembinaan Program Migas, Mustafid Gunawan menjelaskan selain memastikan pasokan gas untuk kebutuhan dalam negeri terpenuhi, pemerintah perlu menciptakan kelangsungan permintaan gas domestik supaya dapat terserap dengan optimal.
Dia menyebut, saat ini pemerintah sudah merancang program hilirisasi gas. Pihaknya saat ini intensif melakukan koordinasi dengan kementerian lain terkait rencana ini.
"Rencananya, industri itu [hilirisasi gas] kita dorong untuk dibangun di dekat sumber gas sehingga nanti lebih murah karena infrastruktur yang digunakan tidak lebih mahal,”
Belum lama ini, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) gas membangun proyek kawasan industri pupuk di Papua Barat dalam rangka hilirisasi. Proyek ini telah masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN).
Pada tanggal 9 Februari 2023 lalu juga telah ditunjuk pengelola dan pelaksana Kawasan Industri Pupuk Fakfak, yaitu PT Pupuk Kaltim Timur (PT PKT) dan Kaltim Industrial Estate (KIE).
Cadangan gas RI
Mustafid juga memastikan cadangan gas Indonesia hingga kini masih cukup bertahan selama belasan tahun mendatang. Saat ini, kata dia, pemerintah Indonesia juga telah bekerjasama dengan kontraktor kontrak kerjasama migas (KKKS) rajin melakukan eksplorasi potensi gas baru.
"Indonesia punya eksisting supply, potential supply dari wilayah kerja (WK) migas baru, kalau kita diam saja mungkin akan terus ya, tetapi SKK Migas akan kejar dengan target 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) gas pada 2030,”
Berdasarkan data Kementerian ESDM, cadangan gas alam Indonesia mencapau 54,83 triliun kaki kubik (tcf) hingga Mei 2023. Selain itu, realisasi penyaluran gas bumi untuk domestik pada 2022 telah mencapai 3.686 BBTUD (Billion British Thermat Unit per Day), lebih besar 68% dibandingkan porsi ekspor yang hanya 1.759 BBTUD.
Pemanfaatan gas untuk domestik paling besar yakni pada sektor industri yakni 1.622 BBTUD atau 29,45%.
(ibn/ggq)