Bloomberg Technoz, Jakarta - Harta kekayaan saham Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja masih tersisa ratusan miliar rupiah meskipun telah menghibahkan total 8 juta saham senilai Rp74 miliar kepada kedua anaknya.
Berdasarkan data keterbukaan informasi disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), sebelum memberikan hibah saham, Jahja sempat menggenggam 40.818.853 atau 40,81 juta lembar saham emiten berkode BBCA tersebut. Jika dikalikan dengan harga saham BBCA per 18 Agustus yakni Rp9.250 per lembar, saat sebelum ia melakukan transaksi hibah, total harta saham yang dimiliki oleh Jahja mencapai Rp377,81 miliar. Namun setelah ia melakukan hibah, harta saham yang dimiliki oleh Jahja kini 'hanya' tersisa Rp304, 39 miliar.
Pekan lalu, bos bank swasta terbesar itu telah menghibahkan 4 juta lembar saham BBCA dengan harga Rp9.250/saham atau setara dengan Rp37 miliar kepada anaknya yang bernama Elizabeth Ariestia MS.
Selain Elizabeth, Jahja juga menghibahkan 4 juta saham kepada Enrica Ariestia PS dengan harga yang sama Rp9.250/saham, setara Rp37 miliar.
Ia menjelaskan bahwa hibah yang dilakukan ini adalah biasa yang dilakukan orang tua kepada anaknya untuk mewariskan asetnya.
“Hibah itu sama seperti waris ya, jadi orang tua mewariskan assetnya ke anak adalah hal biasa. Saya hibah saham ke anak jadi anaknya nanti yang ikut nikmati dividen dan nanti kalau ada capital gain dimasa datang untuk jangka panjang,” katanya kepada Bloomberg Technoz, Senin (21/8/2023).
Jahja menjelaskan, bahwa aksi yang dilakukan adalah menghibahkan kepemilikan sahamnya menjadi atas nama kedua anaknya, sehingga tidak terjadi penjualan saham.
"Saya hibahkan saham BBCA ke atas nama anak saya, bukan jual saham yang hasilnya dihibahkan ya," jelasnya.
Usai aksi perubahan kepemilikan tersebut, jumlah kepemilikan saham Jahja kini berkurang menjadi 32,81 juta lembar saham, atau sekitar 0,027%, berkurang sekitar 0,006% dari sebelumnya 0,033%.
Per 31 Juli 2023, PT Dwimuria Investama tercatat sebagai investor dengan porsi kepemilikan sebesar 54,95% atau 67,72 miliar saham BBCA. Kemudian, Robert Budi Hartono memiliki 28,13 juta saham BCA atau 0,023%, Bambang Hartono dengan 27,02 juta saham atau 0,022%, pihak afiliasi pengendali 3,02 miliar saham atau 2,455%, serta masyarakat - non warkat - scripless 52,26 miliar saham setara 42,399%.
(evs)