Seorang pejabat di Inggris juga berasumsi bahwa pesawat itu sengaja dijatuhkan meski penyebab pasti jatuhnya pesawat tersebut masih belum jelas.
Sementara investigasi Rusia tampaknya sedang menyelidiki teori yang menyebut adanya bom di pesawat.
Dalam komentar pertamanya mengenai kecelakaan itu, Putin mengatakan lewat stasiun televisi pemerintah pada Kamis (24/8/2023) malam bahwa Prigozhin adalah pengusaha berbakat tetapi “seorang pria dengan nasib rumit” yang “membuat kesalahan serius dalam hidup.”
Tewasnya Prigozhin terjadi setelah dia gagal memimpin pemberontakan atas para pemimpin militer Rusia pada Juni. Pemberontakan kala itu mengancam kekuasaan presiden yang sudah berkuasa selama hampir seperempat abad.
Putin mengecam pemberontakan tersebut sebagai pengkhianatan tetapi Prigozhin tampaknya lolos dari pembalasan langsung Kremlin berdasarkan kesepakatan yang ditengahi untuk mengakhiri pemberontakan. Tentara bayaran Wagner berperang untuk Rusia di Ukraina, dan masih beroperasi secara luas di Timur Tengah dan Afrika.
“Pertanyaan apakah Putin benar-benar mengeluarkan perintah untuk mengirim Prigozhin sebenarnya tidak relevan dengan implikasinya,” kata Beth Sanner, mantan wakil direktur Intelijen Nasional AS. “Semua orang akan percaya bahwa dia yang melakukannya.”
“Risiko pembangkangan di dalam tubuh militer telah hilang,” katanya. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov, yang merupakan sasaran utama pemberontakan Prigozhin, “memiliki kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya,” tambahnya.
“Fase awal dari episode ini membuat Putin terlihat lemah,” kata Eric Green, mantan pejabat tinggi Gedung Putih yang bertanggung jawab atas Rusia dan sekarang menjadi peneliti non-residen di Carnegie Endowment for International Peace. “Ini mungkin membantu menegaskan kembali perannya sebagai bos organisasi tersebut.”
--Dengan asistensi Peter Martin.
(bbn)