Bloomberg Technoz, Jakarta - Pengembang yang terkumpul dalam Real Estat Indonesia (REI) mengusulkan kepada pemerintah meningkatkan harga patokan rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) menjadi Rp300 juta. 

“Selama ini yang mendapatkan subsidi hanya sampai harga Rp160 juta. Kalau bisa sampai Rp300 juta, itu bisa memberikan dorongan (kepada) yang tidak masuk kriteria MBR. Insentif memberikan dorongan untuk bisa tumbuh lebih banyak dan lebih bisa segera memiliki rumah,” ujar Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto kepada Bloomberg Technoz, Jumat (25/8/2023). 

Joko mengatakan, hal ini diusulkan untuk membantu mengatasi backlog perumahan di Indonesia yang mencapai 12,1 juta. Artinya, usulan peningkatan patokan harga rumah subsidi menjadi Rp300 juta dianggap mampu untuk meningkatkan daya beli di mana akan ada lebih banyak masyarakat Indonesia yang mampu membeli rumah dan pada akhirnya bisa menurunkan jumlah backlog perumahan di Indonesia. 

Selain itu, daya beli masyarakat yang meningkat juga membantu pemulihan dari sektor properti yang memberikan multiplier effect ke sektor lain. Apalagi, properti di Indonesia berkaitan dengan 184 sektor atau jenis industri lainnya. Joko juga mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengatakan sektor properti berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 

Adapun saat ini, tingkat pemulihan dari sektor properti sudah berada pada angka 70-75% bila dibandingkan kondisi normal sebelum pandemi. Walaupun belum sepenuhnya pulih, kata Joko, kondisi tersebut masih jauh lebih baik dibandingkan kondisi properti di negara lain.