Putin menandatangani dekrit pada April, yang memungkinkan negara mengendalikan sementara aset perusahaan atau individu dari negara-negara yang dianggap tidak bersahabat, termasuk Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Hal ini telah mempersulit upaya perusahaan-perusahaan konsumen terkemuka untuk keluar dari Rusia.
Keberhasilan Heineken keluar dari Rusia berbeda dengan rivalnya, Carlsberg A/S, yang rencana untuk menjual bisnis di negara tersebut terganggu oleh operasi penyitaan oleh pemerintah pada Juli. Sementara Anheuser-Busch InBev tetap menaruh minat pada pembuat bir Rusia.
“Ini sangat kompleks,” kata CEO Heineken, Dolf van den Brink saat dihubungi oleh wartawan. “Ada risiko nyata akan penuntutan terhadap karyawan kami dan risiko nyata akan nasionalisasi.”
Heineken telah menghadapi tekanan dari konsumen untuk meninggalkan Rusia, yang sebelumnya menyumbang sekitar 2% dari penjualan global. Perusahaan telah menyatakan niatnya untuk meninggalkan Rusia lebih dari setahun yang lalu tanpa mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut.
Pada April, perusahaan mengumumkan telah mengajukan permohonan persetujuan kepada pemerintah Rusia untuk menjual bisnisnya. Sebelumnya, Heineken telah mencatat total kerugian penurunan nilai (impairment loss) sebesar 210 juta euro terkait operasionalnya di Rusia.
Menurut kesepakatan ini, pemilik baru tidak memiliki hak untuk menjual merek Heineken di Rusia, kata CEO tersebut, dan merek Amstel juga akan ditarik dari pasar.
"Niat kami adalah menarik keluar sebanyak mungkin merek internasional, jadi kami sangat senang bahwa merek Amstel, yang merupakan merek terbesar kedua, juga akan keluar," katanya.
Arnest telah menjadi pembeli aset perusahaan-perusahaan Barat di Rusia, termasuk akuisisi bisnis pengemasan minuman Ball Corp. senilai US$530 juta pada September 2022.
Heineken memiliki sekitar 1.800 karyawan di Rusia, dan perusahaan mengatakan Arnest akan memberikan jaminan kerja selama tiga tahun ke depan. Pembeli Rusia tersebut juga akan menanggung utang sekitar 100 juta euro terkait operasional Heineken.
Menurut pernyataan perusahaan, operasional Heineken di Rusia mengalami kerugian selama enam dari delapan tahun terakhir.
(bbn)