Pertemuan ini digelar sehari setelah seminar dengan beberapa investor institusi terbesar China di mana regulator mendesak dana pensiun negara, bank-bank besar, dan perusahaan asuransi untuk meningkatkan investasi di pasar saham.
Dana asing telah meninggalkan pasar China, menjual hampir US$11 miliar dalam 13 hari berturut-turut hingga Rabu, yang terpanjang sejak Bloomberg mulai melacak data ini pada tahun 2016.
Ekonomi China tengah sulit memulihkan momentumnya setelah bertahun-tahun pembatasan Covid, kemerosotan sektor properti, dan serangkaian penindakan terhadap sektor swasta negara.
Indeks CSI 300 turun sebanyak 0,7% tidak lama setelah pembukaan, memperlebar penurunannya bulan ini menjadi 7,7% dan menjadikannya salah satu yang paling buruk di dunia tahun ini.
Sebuah hedge fund China terkemuka menyalahkan investor asing atas penurunan di pasar saham. Li Bei, pendiri Shanghai Banxia Investment Management Center, mengatakan di platform media sosial WeChat bahwa investor asing telah menyebabkan volatilitas pasar dan “mereka adalah sekumpulan lalat yang tak memiliki arah.”
Namun, dana asing hanya menyumbang sekitar 6% dari total turnover di dalam negeri tahun ini. Secara keseluruhan, mereka memiliki kurang dari 4% dari total saham A yang beredar, menurut laporan bulan ini dari China International Capital Corp.
CSRC tidak merespons faks yang meminta tanggapan atas rencana ini. Fidelity dan Goldman juga enggan untuk menanggapi.
Para pejabat Beijing telah berusaha meyakinkan investor tentang kekuatan ekonomi dan keterbukaan mereka terhadap investor asing dalam beberapa bulan terakhir. Pernyataan Politburo pada Juli yang menjanjikan dukungan lebih banyak ke ekonomi memicu reli yang kemudian memudar dengan cepat karena data ekonomi China yang terus mengecewakan dan stimulus yang tidak mengesankan.
China telah mengambil serangkaian langkah untuk meningkatkan kepercayaan investor baru-baru ini, namun Indeks CSI 300 kini masih berada di level terendah sejak November 2022.
(bbn)