Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga gandum bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Konflik Rusia-Ukraina masih menjadi faktor penentu pergerakan harga komoditas tersebut.

Pada Jumat (25/8/2023) pukul 07:52 WIB, kontrak futures gandum di Chicago Board of Trade dibanderol US$ 6,07/gantang. Naik 0,61% dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir, harga gandum naik 2,43% secara point-to-point. Namun selama sebulan ke belakang, harga jatuh 20,58%.

Pekan ini, Rusia kembali melancarkan serangan ke Sungai Danube, yang menjadi jalur pengiriman biji-bijian Ukraina. Mengutip Bloomberg News, pesawat nir-awak (drone) Rusia kembali menyerang prasarana di dekat Sungai Danube. Serangan ini menghambat ekspor dari Ukraina, karena sekarang pelabuhan di Laut Hitam sudah ditutup.

Terminal biji-bijian di pelabuhan Izmail rusak akibat serangan ini. Akibatnya, ekspor Ukraina bisa berkurang 15%.

Ukraina dan Rusia adalah pemasok gandum utama di pasar dunia. Saat perang terus berkepanjangan, maka produksi dan distribusi gandum akan terhambat. Hasilnya, harga akan semakin mahal.

Analisis Teknikal

Secara teknikal, harga gandum sebenarnya masih menempati zona bearish. Ini terlihat dari skor Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 47,6, masih di bawah 50.

Namun angka itu sudah dekat dengan 50, ambang batas teritori bullish. Tinggal butuh sedikit kenaikan lagi.

Dari kacamata Moving Average (MA), ruang kenaikan harga gandum sangat terbuka. Target kenaikan atau resisten terdekat ada di US$ 6,2/gantang. Jika tertembus, maka target selanjutnya adalah US$ 6,31/gantang.

(aji)

No more pages