Logo Bloomberg Technoz

Berbicara secara terpisah pada Kamis, Gubernur The Fed Philadelphia, Patrick Harker mengulangi pandangannya bahwa The Fed harus mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini sambil menilai dampaknya pada ekonomi.

Sementara itu, rilis data ekonomi Amerika Serikat pada kemarin malam memperlihatkan aktivitas usaha sektor swasta hampir mendekati titik stagnasi pada Agustus dengan laju pertumbuhan yang paling lambat sejak Februari.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, kelesuan aktivitas dunia usaha di zona Euro ternyata lebih parah dari yang ditakutkan investor. Perhitungan awal data HCOB Composite PMI zona Euro turun ke level 47 pada Agustus, terendah sejak November 2020 dari level 48,6 pada Juli dan berada di bawah ekspektasi pasar 48,5.

“Perhitungan awal data HCOB Services PMI zona Euro turun ke level 48,3 pada Agustus dari level 50,9 dan lebih rendah dari ekspektasi pasar 50,5. Ini adalah kontraksi pertama dalam sektor Jasa (Services) sejak akhir tahun 2022 di tengah memburuknya kondisi permintaan,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.

Sementara itu dari regional, Bank Sentral Korea (Bank of Korea/BOK) mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,5% selama lima bulan berturut-turut, sesuai dengan ekspektasi pasar seiring dengan meredanya tekanan inflasi.

BOK mulai memperketat kebijakan moneter pada Agustus 2021 dan menaikkan suku bunga acuan secara total 300 bps hingga bulan Januari 2023. Keputusan ini diambil di tengah kekhawatiran mengenai lonjakan beban utang rumah tangga dan sinyal moderasi pada pemulihan ekonomi akibat lemahnya konsumsi masyarakat.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 5,75%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Dengan demikian, suku bunga acuan sudah bertahan di 5,75% selama 7 bulan berturut-turut.

Keputusan ini, diambil berdasarkan sikap (Stance) BI yang konsisten untuk memastikan inflasi tetap terkendali di kisaran target 2-4% pada 2023 dan 1,5-3,5% pada 2024.

Adapun sentimen selanjutnya, kinerja pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia berhasil bangkit pada Juli dengan pencapaian lebih baik ketimbang bulan sebelumnya.

BI mencatat, pertumbuhan kredit perbankan pada Juli tercatat sebesar 8,54%, lebih baik dibandingkan dengan 7,76% pada bulan sebelumnya. 

BI menjelaskan, pencapaian pertumbuhan kredit sejauh ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. 

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,32% ke 6.899 disertai oleh munculnya volume penjualan. 

“Meskipun sedang berada di awal wave v dari wave (a) pada label merah, namun tidak menutup kemungkinan adanya lanjutan koreksi pada IHSG yang diperkirakan akan menguji 6.878-6.895,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (25/8/2023).

Herditya juga memberikan catatan, selama masih mampu berada di atas 6.855 sebagai support terdekatnya, maka IHSG masih berpeluang berbalik arah menguji 6.966-7.013.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, BUKA, ERAA, INKP dan ESSA.

Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG diperkirakan bergerak cenderung terkoreksi, uji pivot 6.880 pada perdagangan Jumat (25/8/2023).

“IHSG ditutup flat di Kamis (24/8/2023). Sentimen negatif eksternal diimbangi oleh keputusan BI untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%,” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham ANTM, SMGR, INTP, TPIA, dan speculative buy pada KLBF dan WIRG.

(fad)

No more pages