Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. alias Antam memastikan kerja sama pengembangan industri baterai kendaraan listrik Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan LG Energy Solutions (LGES) masih akan berlanjut seperti kesepakatan awal.
IBC merupakan holding BUMN baterai yang sahamnya dimiliki oleh holding BUMN tambang Mining Industry Indonesia (MIND ID), Antam, PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
Masing-masing memegang saham sebanyak 25%. IBC didirikan dengan maksud sebagai holding untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik atau electric vehicle (EV) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Corporate Secretary Antam Syarif Faisal Alkadrie menyebut kerja sama dengan LGES masih akan berlanjut. Dalam kaitan itu, ANTM telah menyelesaikan proses pemisahan (spin off) anak usahanya yang akan diikutsertakan dalam proses pengembangan baterai kendaraan listrik.
Proses diskusi lanjutan akan dilaksanakan setelah ada finalisasi komposisi dan bentuk kerja sama dari sisi konsorsium LGES.
Corporate Secretary Antam Syarif Faisal Alkadrie
Sebagai catatan, per 30 September 2022 Antam resmi melalukan pemisahan dua anak usahanya yang menjalankan bisnis nikel, yakni PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA), dengan nilai Rp9,8 triliun.
“Saat ini, terdapat proses diskusi di internal konsorsium LGES terkait dengan komposisi partisipasi antaranggota konsorsium LGES mengenai keterlibatan pada pembangunan setiap lini rantai industri baterai kendaraan listrik,” katanya ketika dihubungi oleh Bloomberg Technoz pada Rabu (08/02/2023).
Menurut Faisal, diskusi tersebut dibutuhkan lantaran proyek yang akan dikembangkan tidak sekadar fasilitas produksi baterai kendaraan listrik. ANTM dan LGES akan mengembangkan industri baterai kendaraan listrik yang holistik dari hulu ke hilir.
“Dari tambang hingga battery recycling [daur ulang baterai]. Proses diskusi lanjutan akan dilaksanakan setelah ada finalisasi komposisi dan bentuk kerja sama dari sisi konsorsium LGES,” tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menyebut kelanjutan dari pengembangan fasilitas produksi baterai kendaraan listrik masih belum jelas lantaran negosiasi antara Antam dan LGES tidak berlanjut.
LGES disebut menemukan aspek yang kurang pada proyek tersebut.
"Kami dapat informasi dari Antam bahwa LGES itu masih belum jelas statusnya Pak Sugeng, tetapi LGES mendorong anggota konsorsiumnya Huayou [Zhejiang Huayou Cobalt Co.] untuk melanjutkan diskusi dan negosiasi," kata Hendi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, menjawab pertanyaan Sugeng Suparwoto dari Partai NasDem, Senin (06/02/2023).
Hendi menyebut perwakilan Antam sudah bernegosiasi dengan perwakilan Zhejiang Huayou Cobalt. Namun, negosiasi itu juga tak berjalan mulus lantaran MIND ID menilai perusahaan tersebut bukan mitra bisnis yang tepat untuk Antam.
Penyebabnya, portofolio Zhejiang Huayou Cobalt lebih banyak pada pengembangan smelter, alih-alih produksi baterai. Hal ini tidak sesuai dengan target MIND ID yang ingin berfokus pada investasi dan pengembangan fasilitas produksi baterai kendaraan listrik.
"Namun, kami menilai bahwa Huayou bukan counterpart yang seimbang dengan Antam untuk melanjutkan proses negosiasi. Jadi, kami masih menginginkan bahwa adanya konsorsium yang lengkap sampai ke produksi baterai kendaraan listriknya," tutur Hendi.
Sekadar catatan, Zhejiang Huayou Cobalt merupakan perusahaan tambang asal China yang bekerja sama dengan LG.
Keduanya sepakat membentuk perusahaan patungan pada Juli 2022 untuk mengekstraksi nikel, kobalt, dan lithium dari baterai bekas, kompenen utama untuk produksi baterai kendaraan listrik.
(rez/wdh)