Dadan menyebut, super grid tersebut juga sebagai salah satu upaya untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060. Nantinya, Jaringan interkoneksi super grid tersebut bakal mendukung penyediaan energi listrik, yang seluruhnya ditargetkan akan berasal dari pembangkit berbasis EBT hingga 708 gigawatt (GW) pada 2060.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya juga mengatakan forum negara Asia Tenggara atau Asean tengaj berencana melakukan interkonektivitas pipa gas dan jaringan listrik.
Arifin mengatakan proyeksi ini merupakan tujuan utama untuk keberlanjutan ketahanan energi negara anggota Asean.
"Pilar-pilar ini mewakili tantangan utama kami dalam mempercepat konektivitas energi untuk mencapai pertumbuhan Asean yang berkelanjutan," ujar Arifin.
Di tempat terpisah, Manager Corporate Affairs Asean Centre for Energy (ACE) Andi Tirta menjelaskan, proyek interkoneksi ini juga dinilai menarik. Terlebih, proyek ini akan mempermudah pasokan ketahanan energi negara anggota Asean.
"Interkonektivitas itu bisa menjaga, bukan hanya kestabilan energi, tetapi juga bisa menambah pasokan energi hijau dalam koneksi," tuturnya
(ibn/wdh)