Lee Soo Man, yang dikenal luas sebagai pelopor fenomena K-pop, menyebut perjanjian itu melanggar hukum. Menurutnya, SM Entertainment tidak perlu mengumpulkan dana karena sudah memiliki cukup uang.
Langkah tersebut akan memperkeruh perselisihan manajemen dengan dana aktivis Align Partners Capital Management yang akan memengaruhi hak manajemen dan tata kelola perusahaan.
Lee Soo Man sendiri kehilangan posisinya sebagai kepala produser agensi pada Desember 2022 setelah perusahaan tersebut mengakhiri kontraknya dengan perusahaan butik Like Production, yang sepenuhnya dimiliki oleh Lee.
“Masalah right issue dan CB memiliki segala keunggulan dari kesepakatan perantara sebelum pengambilalihan SM Entertainment oleh Kakao Group,” kata Douglas Kim, dalam catatan yang terbit di Smartkarma.
Menurut Kim, dewan direksi SM Entertainment bisa jadi lebih unggul dalam bergerak maju dengan right issue dan kesepakatan CB. Isu ini menarik karena dapat menghasilkan kesepakatan merger dan akuisisi (M&A) yang lebih besar lagi.
Kepemilikan saham Lee Soo Man akan dikurangi menjadi 16,8% dari saham yang beredar, turun dari 18,5% setelah penawaran umum dan jika obligasi konversi diubah menjadi ekuitas, catat Kim.
Analis KB Securities Co. Lee Sun Hwa menyebutkan tujuan Lee Soo Man adalah menjual sahamnya kepada investor yang akan menjamin premi manajemen maksimum. Namun, akan sulit baginya untuk mencari premi yang tinggi jika pengadilan menolak tawarannya dan menjadikan Kakao pemegang saham terbesar kedua.
(bbn)