Logo Bloomberg Technoz

Malaysia dan Indonesia pun bereaksi dengan memimpin kritik internasional terhadap kebijakan yang dinilai diskriminatif tersebut.

“Kalau mereka [UE] terlalu tegas dengan keputusannya, kalau mereka [UE] tidak mau mendengarkan kita, saya kira salah satu bidang yang bisa kita lihat bersama Indonesia adalah bagaimana seharusnya kita memandang Eropa,” kata Fadillah, yang juga Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, seperti dikutip dari Bloomberg News, Rabu (08/02/2023).

“Jika kami tidak diperlakukan dengan adil, saya pikir harus ada tindakan balasan dari kami,” tegasnya.

Secara kumulatif, Malaysia dan Indonesia menghasilkan lebih dari 80% pasokan minyak sawit dunia.

Kedua negara tetangga itu berkeras bahwa aturan UE bersifat diskriminatif dan berisiko memutus akses pasar bagi jutaan petani kecil di seluruh wilayah dunia, termasuk Amerika Latin dan Afrika, yang tidak memiliki sarana untuk memenuhi persyaratan ketertelusuran yang lebih ketat.

Seorang pekerja memanen buah kelapa sawit di Kabupaten Bogor di Jawa Barat, Indonesia, Senin, 20 Juni 2022. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Negosiasi Indonesia

“Tindakan UE adalah mencoba menghapus petani dari sistem,” kata Fadillah dari kantornya di Putrajaya. 

Blok mata uang tunggal itu dinilainya terus memperkenalkan persyaratan baru yang mempersulit akses minyak sawit, kendati perkebunan di Malaysia telah mematuhi standar keberlanjutan internasional, serta komitmen terhadap ekonomi yang lebih hijau. 

Tidah hanya itu, Pemerintah Malaysia juga sudah membatasi area perkebunan baru.

Fadillah mengaku akan berangkat ke Jakarta pada Rabu untuk membahas strategi melawan UE dengan Indonesia. Kedua negara akan mengadakan konferensi pers bersama menteri pada Kamis.

Mengenai kemungkinan tindakan retaliasi perdagangan, dia tidak belum memerinci langkah apa saja yang mungkin dilakukan Malaysia dan Indonesia, tetapi mengatakan itu akan menjadi bagian dari diskusi.

“Bersama Indonesia, kami ingin Uni Eropa menyadari bahwa tindakan mereka adalah keputusan sepihak dan sepihak,” katanya.

Salah satu produk turunan minyak kelapa sawit. (Dok. Bloomberg)

Beberapa poin yang akan menjadi titik fokus dalam pertemuan antara Malaysia dan Indonesia a.l.:

• Malaysia harus dapat memenuhi permintaan tambahan dari pembeli menyusul langkah Indonesia untuk membekukan sebagian kuota ekspor CPO dan produk turunannya.

• Jumlah pekerja asing yang masuk ke Malaysia meningkat, dengan sebagian besar perkebunan sekarang beroperasi dengan kapasitas 70% atau lebih.

• Malaysia akan dapat meningkatkan produksi tahun ini karena pelonggaran lebih lanjut dari proses perekrutan tenaga kerja asing.

• Pemerintah Malaysia setuju untuk meningkatkan mandat biodieselnya, tetapi hal ini memerlukan diskusi lebih lanjut antarkementerian.

• Batas nasional untuk areal perkebunan kelapa sawit akan dipertahankan sebesar 6,5 juta hektar. Luas tanam mencapai 5,67 juta hektar pada akhir tahun 2022.

• Untuk mengatasi masalah penurunan hasil sawit, Malaysia sedang mengembangkan dan menyediakan bibit bagi petani kecil yang dapat menghasilkan buah lebih cepat dan tidak setinggi pohon sawit biasa.

(bbn/wdh)

No more pages