Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan data Global Energy Monitor, terdapat setidaknya 16 PLTU berbasis batu bara yang radiusnya tidak jauh dari DKI Jakarta. Mereka a.l. PLTU Banten Suralaya, PLTU Cemindo Gemilang, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Merak, PLTU Cirebon PTIP, PLTU Jawa-7, PLTU Banten Labuan, PLTU DSS Serang, PLTU Banter Lontar, PLTU Cikarang-Babelan, PLTU Pindo-Deli-II, PLTU Fajar, PLTU Indo Bharat Rayon, PLTU Purwakarta Indorama, PLTU Banten Serang, dan PLTU Bandung Indosyntec.

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Babelan di Bekasi, Jawa Barat, Selasa, (22/8/2023). (Muhammad Fadli/Bloomberg)

Adapun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pangsa kapasitas terpasang pembangkit listrik di Tanah Air pada 2023 masih didominasi PLTU dengan porsi sebesar 48,5%.

Selain itu, menyitir berdasarkan data Neraca Energi 2022 dari Kementerian ESDM, saat ini batu bara paling banyak digunakan sebagai sumber daya PLTU dan diproyeksi masih tetap akan mendominasi hingga 2030.

Terkait dengan hal itu, Kementerian ESDM memastikan bakal mengecek langsung kondisi PLTU, yang diduga menjadi salah satu penyebab naiknya tingkat polusi di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyebut pengecekan kondisi PLTU berbasis batu bara juga saat ini telah dilakukan atas dasar titah langsung dari Menteri ESDM Arifin Tasrif.

“Kami sekarang lagi kirim tim ke lapangan, Pak Menteri [ESDM] meminta untuk melihat mengecek langsung kondisi PLTU kita [yang berada di regional Jakarta],” ujarnya di sela acara Asean Energy Bussines Forum (AEBF) di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Kamis (24/8/2023).

PLTU Cirebon-1./Bloomberg-Muhammad Fadli


Selain PLTU, Dadan juga mengatakan ESDM bakal melakukan pengecekan terhadap bahan bakar minyak (BBM) berbasis fosil. Dia menduga kendaraan yang mengenakan BBM menjadi salah satu penyebab buruknya kualitas udara saat ini.

"Jadi, kita lagi liat juga apakah bisa dilakukan upaya untuk peningkatan angka oktan untuk bahan bakar,” tegas Dadan.

Sekadar catatan, kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya pada Kamis, (24/8/2023) masih buruk dan masih dalam skala berbahaya bagi kesehatan, menurut IQAir. Indeks kualitias udara Jakarta hari ini bertengger di level 160 dan tetap bertanda merah menyala. Sementara itu, polutan utama pada PM2.5.

(ibn/wdh)

No more pages