Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga mengatakan skema merger Garuda Indonesia Group dan Pelita Air masih terus dimatangkan. Sampai dengan saat ini, belum ada keputusan final terkait dengan struktur entitas hasil peleburan maskapai-maskapai BUMN.
Dia menjelaskan upaya merger tersebut merupakan bagian dari rencana besar Kementerian BUMN untuk menggabungkan perusahaan-perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor industri yang sama.
Adapun manajemen Garuda Indonesia dalam keterbukaan informasi memaparkan, berbagai pihak terkait rencana ini masih melakukan penjajakan.
“Kami sampaikan bahwa hingga saat ini proses diskusi terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut masih terus berlangsung intensif," tulis manajemen.
Secara singkat, hal tersebut turut menjadi sinyal positif bagi upaya penguatan fundamental kinerja Garuda Indonesia khususnya pasca restrukturisasi yang terus dioptimalkan melalui berbagai langkah akseleratif transformasi kinerja bersama pelaku industri aviasi Indonesia.
Sebelumnya, kabar bermula datang dari Menteri BUMN Erick Thohir yang tengah berencana membentuk Holding BUMN klaster penerbangan.
Salah satu cara yang tengah dikaji adalah menggabungkan tiga maskapai penerbangan. Ketiganya adalah, Garuda Indonesia (GIAA), Citilink dan Pelita Air.
Saat upaya itu dilakukan, Erick Thohir juga menyiapkan Pelita Air menjadi maskapai penerbangan komersial. "Dengan tujuan agar Indonesia tetap memiliki flag carrier nasional jika Garuda Indonesia gagal diselamatkan," ujar Erick.
Sekarang, upaya penyelamatan telah selesai. Sehingga, langkah berikutnya adalah membuat bisnis di sektor ini menjadi lebih efisien, terutama dalam memenuhi permintaan.
(fad)