Banyak pakar meragukan perdamaian antara Prigozhin dan Putin ini akan bertahan lama, mengingat riwayat Kremlin yang telah berulang kali dituduh menargetkan lawan-lawannya untuk dibunuh meski selalu dimentahkan oleh para pejabat di negara itu.
Pada Juli, Presiden AS Joe Biden bahkan secara terbuka berkata tentang Prigozhin, yang dijuluki sebagai “koki Putin” itu: "Seandainya saya jadi dia, saya akan hati-hati dengan apa yang saya makan."
Sebelum kejadian Prigozhin, AS dan Eropa menuduh Rusia menggunakan racun saraf Novichok terhadap agen ganda di Inggris yang oleh Putin disebut "sampah" dan "pengkhianat", serta pemimpin oposisi Alexey Navalny, yang sekarang berada di penjara.
Dugaan ledakan
Prigozhin, yang dikenal dengan kontrak panjang perusahaan kateringnya dengan Kremlin dan orang dekat Putin sejak lama itu biasanya menggunakan dua pesawat saat bepergian: satu sebagai umpan, sebagai langkah antisipasi.
Namun, kali ini tampaknya lapisan perlindungan tambahan tersebut tidak mampu melindunginya dari balas dendam Kremlin yang dikenal tidak kenal ampun terhadap pengkhianat dan lawan.
Mengutip The Moscow Times, saluran Telegram Grey Zone yang terkait dengan Wagner mengklaim pesawat itu ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara militer Rusia, namun informasi ini tidak dapat diverifikasi.
The Moscow Times juga melaporkan bahwa seorang pejabat pemerintah Rusia yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa mereka percaya baik fakta maupun lokasi kecelakaan itu bukanlah kebetulan.
"Tidak jauh dari kediaman presiden di Valdai, ada empat divisi dari S-300 PMU1s [sistem pertahanan rudal] yang menjaga langit," kata sumber tersebut. "Pada 24 Juni — sebuah pemberontakan ke Moskow terjadi, Dan pada 24 Agustus — dua rudal. Semua ini masuk akal,” demikian dikutip dari The Moscow Times.
"Lihat bagaimana itu jatuh — itu ditembak jatuh begitu saja. Pesawat itu langsung jatuh dari langit," tambah sumber tersebut.
(bbn)