Logo Bloomberg Technoz

Namun Grab—bersama dengan hampir semua kompetitor—beralih fokus kepada penghematan biaya, salah satunya mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) ke lebih dari 1.000 karyawan pada Juli lalu. Hal yang membuat perusahaan asal Singapura ini mendekati kinerja profit untuk kali pertama.

Kinerja Grab menuju profitabilitas. (Dok: Bloomberg)

Upaya yang menjadi “hasil yang bersih dan solid terutama di saat terjadi peningkatan momentum dalam mobilitas dan pengiriman,” kata para analis di Citigroup dalam sebuah catatan.

Langkah yang menjadi cermin “pengendalian biaya yang efektif dan arah eksekusi yang jelas.”

Grab mengatakan kerugian setahun penuh yang disesuaikan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi akan menjadi $30 juta hingga US$40 juta, dibandingkan dengan kerugian sebesar US$195 juta-US$235 juta yang diperkirakan pada Mei.

Grab. (Dok: Bloomberg)

Kerugian menyusut menjadi US$20 juta pada kuartal kedua, lebih rendah dari perkiraan analis, sebesar US$64,6 juta. Pendapatan naik 77% menjadi US$567 juta. Catatan terakhir membuat kekhawatiran sedikit sirna bahwa kenaikan inflasi dan prospek ekonomi yang suram dapat mengurangi belanja pelanggan.

Grab jasi salah satu perusahaan internet Asia Tenggara yang memiliki keseimbangan antara pengeluaran untuk pertumbuhan dan fokus pada profitabilitas. Investor juga memberikan penghargaan kepada GoTo minggu lalu setelah memangkas proyeksi kerugian tahun 2023.

Namun investor kecewa dan menghukum Sea karena laporan kinerja pendapatan mereka yang buruk. Sea yang menjelaskan rencana untuk meningkatkan investasi dalam e-commerce.

Meski jadi pemimpin pasar di segmennya, Grab masih berada di zona merah jika melihat aspek pengeluaran untuk melecut pertumbuhan perusahaan. Persaingannya dengan GoTo dari Indonesia, juga dipercaya akan membebani harga saham.

Saham Grab, jadi telah menjadi salah satu startup paling panas di kawasan. Grab mengalami kesulitan sejak go public melalui merger dengan perusahaan cek kosong asal Amerika Serikat (AS) kurang dari dua tahun yang lalu.

Pergerakan saham Grab. (Dok: Bloomberg)

Grab mengatakan pada bulan Juni telah mem-PHK lebih dari 1.000 posisi, menjadi yang terbesarnya sejak pandemi. Keputusan yang dirasa sebagai tekanan dari para investor agar Grab untuk terus memangkas pengeluaran. Saingannya, Sea dan GoTo, telah melakukan hal yang sama tahun lalu.

Chief Executive Office (CEO) Anthony Tan mengatakan bahwa pengurangan pekerjaan bukan menjadi “jalan pintas menuju profitabilitas”. Dia mengatakan bahwa perusahaan tetap berada di jalur yang tepat untuk meraih keuntungan bahkan tanpa adanya kebijakan PHK.

Nilai transaksi secara konsolidasi (GMW) perusahaan telah naik 4% menjadi US$5,24 miliar pada kuartal kedua. Meskipun angka ini turun dari raihan dua digit pada tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhannya tetap terjadi jijka dibandingkan 3% pada kuartal sebelumnya.

Pelanggan dari segmen berlangganan, GrabUnlimited, meningkat 43% dari tahun sebelumnya. Para pelanggan menghabiskan 3,8 kali lebih banyak untuk memesan makanan dibandingkan pengguna lainnya, menyumbang hampir sepertiga dari GMV layanan pesan-antar Grab.

Nathan Naidu, analis Bloomberg Intelligence mengatakan target titik impas Grab dimajukan dari kuartal IV menjadi kuartal III, bersamaan dengan rilisnya pendapatan di kuartal II dan Ebitda yang telah disesuaikan yang mencapai 4% dan 70% di atas konsensus, menggarisbawahi potensi GrabUnlimited.

Menurutnya para pelanggan ini menghasilkan pengeluaran rata-rata tiga lipat dari non-pelanggan dan kami yakin dapat memberikan peningkatan sebesar US$50-US$90 juta pada tahun 2023.

(bbn)

No more pages