Kemudian penjualan ritel pada Juli tumbuh 2,5% yoy. Bulan sebelumnya masih tumbuh 3,1%.
Lalu tingkat pengangguran Juli tercatat 5,3%. Naik dibandingkan Juni yang 5,2%.
Sementara indeks harga rumah pada Juli turun 0,1%. Memburuk dibandingkan Juni yang stagnan alias 0%.
Sedangkan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) pada Juli terkontraksi 4% yoy. Lebih dalam dibandingkan kontraksi Juni yang 2,7%.
JPMorgan Chase & Co menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun ini menjadi 4,8%. Padahal awal Mei lalu, bank tersebut masih memproyeksikan ekonomi China akan tumbuh 6,4% pada 2023.
Sementara itu, Barclays Plc memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China sebesar 0,4 poin persentase menjadi 4,5% untuk tahun ini. Kemudian Mizuho Financial Group Inc menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China pada 2023 menjadi 5% dari sebelumnya 5.5%.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, harga tembaga masih berada di zona bearish. Terlihat dari skor Relative Strength Index (RSI) yang di bawah 50, tepatnya 43.
Dengan skor tersebut, harga tembaga sepertinya berada di area netral. Tidak jenuh jual (oversold), tetapi juga belum masuk wilayah bullish.
Oleh karena itu, potensi kenaikan harga pun menjadi relatif terbatas. Target kenaikan atau resisten terdekat ada di US$ 8.281/ton. Jika tertembus, maka ada peluang naik menuju US$ 8.442/ton, meski butuh waktu.
(aji)