Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga gandum ditutup naik signifikan pada perdagangan kemarin. Konflik Rusia-Ukraina masih dominan dalam menggerakkan harga komoditas ini.

Pada Rabu (23/8/2023), harga gandum di Chicago Board of Trade ditutup di US$ 6,12/gantang. Melesat 1,79% dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam seminggu terakhir, harga gandum naik 2,47% secara point-to-point. Namun selama sebulan ke belakang, harga masih anjlok 19,14%.

Mengutip Bloomberg News, pesawat nir-awak (drone) Rusia kembali menyerang prasarana di dekat Sungai Danube. Serangan ini menghambat ekspor dari Ukraina, karena sekarang pelabuhan di Laut Hitam sudah ditutup.

Terminal biji-bijian di pelabuhan Izmail rusak akibat serangan ini. Akibatnya, ekspor Ukraina bisa berkurang 15%.

Ukraina dan Rusia adalah pemasok gandum utama di pasar dunia. Saat perang terus berkepanjangan, maka produksi dan distribusi gandum akan terhambat. Hasilnya, harga akan semakin mahal.

Analisis Teknikal

Secara teknikal, sejatinya harga gandum masih di area bearish. Ini ditunjukkan dengan nilai Relative Strength Index (RSI) di 48,7, masih di bawah 50.

Namun, skor yang sudah dekat dengan 50 membuat harga gandum sedikit lagi masuk fase bullish. Tinggal dibutuhkan sedikit kenaikan lagi.

Menggunakan pendekatan Moving Average (MA), potensi kenaikan itu terbuka. Target kenaikan atau resisten terdekat adalah US$ 6,19/gantang. Jika tertembus, maka ada peluang naik lagi ke US$ 6,39/gantang.

(aji)

No more pages