Wall Street tengah bersiap mendengar lebih banyak kabar baik.
Para analis telah menaikkan target harga Nvidia menjelang laporan kuartal kedua. Pendapatan perusahaan diperkirakan naik 65% dari periode yang sama tahun lalu, menjadi sekitar US$11 miliar, dari data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Menurut Citigroup, ekspektasi dari investor institusional bahkan lebih tinggi lagi, yaitu sekitar $12 miliar.
Banyak analis, seperti Frank Lee dari HSBC, mengatakan saham ini masih harus terus melaju—meskipun tahun ini diperdagangkan lebih dari tiga kali lipat hingga 44 kali lipat dari proyeksi laba awal.
“Meskipun ekspektasi pasar jelas telah meningkat untuk Nvidia dan rantai pasok AI secara keseluruhan, kami memperkirakan momentum bullish peladen AI itu terus melampaui ekspektasi pasar,” tulis Lee dalam sebuah catatan penelitian pada Senin (21/8/2023).
Lee memberi alasan bahwa potensi pendapatan jangka panjang masih belum tecermin dari harga saham Nvidia.
Sebagai salah satu dari sedikit perusahaan yang bernilai lebih dari US$1 triliun, pergerakan harga saham Nvidia setelah laporan keuangan berpotensi untuk membawa seluruh anggota di S&P 500.
Aktivitas option atas saham mengimplikasikan dorongan 10% dalam harga pada hari setelah laporan tersebut, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Hal ini lantas menjadi daya ungkit saham-saham lain yang terpapar AI - kelas berat seperti Alphabet Inc. dan Microsoft Corp. serta perusahaan-perusahaan lain seperti Palantir Technologies Inc. Mereka akan mengalami dampak terbesar.
Namun, laporan kinerja juga penting bagi pasar di luar AS, termasuk perusahaan pemasok Nvidia, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. dan ASML Holding NV.
- Dengan asistensi Ian King, Alexandra Semenova, Subrat Patnaik dan Jan-Patrick Barnert.
(bbn)