Perusahaan juga mengeklaim, “Rumah.com membantu pencari rumah untuk membuat keputusan terkait dengan properti dengan percaya diri dengan menghadirkan beragam pilihan yang sesuai, insight yang mendalam, dan solusi berbasis teknologi.”
Rumah.com tiga tahun lalu juga mendapat predikat pemimpin pasar situs properti di Indonesia dari Property Product Satisfaction Award (PPSA). Terdapat 5,5 juta pengguna yang telah mencari dan menemukan properti pilihan mereka di situs Rumah.com, dengan total 400.000 iklan baris dengan posisi jual ataupun sewa.
Bisnis Rumah.com masuk dalam kategori iklan baris daring atau classified advertising. Perusahaan menawarkan iklan kepada pengguna untuk mempromosikan produk, yaitu properti rumah, apartemen atau jenis lain.
Pengguna Rumah.com adalah individu ataupun perusahaan, lazimnya agensi properti yang biasa menawarkan jual beli secara luring berdasarkan wilayah. Rumah.com juga bekerja sama dengan beberapa agensi, seperti ERA dan RayWhite, dalam menambah pilihan iklan properti di situs mereka.
Dalam halaman profil Linkedin, Rumah.com memiliki 981 karyawan, jumlah yang belum dapat dimintai konfirmasi. Sementara itu, Bloomberg News sebelumnya melaporkan akibat penutupan Rumah.com, 61 posisi terdampak.
Perwakilan eksekutif Rumah.com belum memberi komentar atas kabar penutupannya oleh PropertyGuru. Marine Novita, Country Head Rumah.com saat dihubungi juga tidak segera menjawab pertanyaan yang Bloomberg Technoz ajukan.
Populasi Besar, Potensi, dan Harga Properti Makin Mahal
Jumlah populasi Indonesia yang besar, sekitar 256 juta orang dengan penambahan 2,4 juta penduduk tiap tahun menjadi peluang besar pada industri properti.
Belum lagi, bicara kesenjangan pasokan dan kebutuhan akan rumah (backlog perumahan). Hal ini yang menjadi harapan Rumah.com atau kompetitor, dalam mengembangkan bisnis iklan baris properti.
Ekonomi Indonesia yang stabil dengan rerata pertumbuhan domestik bruto (PDB) sekitar 5%, membuat potensi kenaikan laju urbanisasi. Kemudian, makin tumbuhnya konsumsi internet di masyarakat. Hal ini mendorong permintaan akan properti.
Namun, pada bagian lain, harga properti juga kian mahal. Dalam survei terbaru Bank Indonesia (BI) atas harga rumah tinggal atau properti residensial naik pada kuartal II-2023 menunjukkan penurunan.
Penjualan properti residensial terkontraksi 12,3% secara year on year (yoy). Penurunan ini lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang 8,26%. Dalam Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada periode yang sama tercatat naik 1,92%. IHPP ini lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 1,79%.
Dalam survei, masyarakat masih menggunakan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam membeli properti, dengan pangsa pasar 76%.
(wep/wdh)