Logo Bloomberg Technoz

Hal serupa juga diungkapkan oleh riset dari Panin Sekuritas yang menyatakan industri ride-hailing di Indonesia hanya terdiri dari Gojek dan Grab. Bahkan, persaingan ketat mereka terjadi saat sebelum dan sesudah pemulihan pada sektor mobilitas pasca pandemi Covid-19.

Adapun sepanjang Agustus hingga Desember 2021 angka pendapatan Gojek dan Grab sama-sama mengalami peningkatan, dan tren positif tersebut terus berlanjut hingga memasuki tahun 2022. 

“Kami mempunyai pandangan bahwa keputusan pemerintah untuk secara resmi mencabut pembatasan sosial Covid-19 pada akhir tahun lalu harus menjadi dorongan untuk on-demand services, terutama untuk mobilitas karena kita menyaksikan lalu lintas yang padat bahkan lebih tinggi dari era sebelum Covid-19,” ujar analis Panin Sekuritas.

Dengan melihat potensi pertumbuhan permintaan tersebut GOTO terus berinovasi hingga menerbitkan fitur dan penawaran terbarunya. GOTO menawarkan produk-produk yang lebih terjangkau melalui ‘Mode Hemat’.

Mode Hemat kepunyaan Gojek tersedia untuk layanan GoRide (Transportasi sepeda motor), GoCar (Transportasi mobil), dan GoFood (Pengiriman makanan).

Adapun pengguna yang memanfaatkan fitur GoRide Hemat akan mendapatkan 10 voucher per-minggu dengan nilai yang variatif. Begitu juga dengan layanan GoCar Hemat. Sementara untuk layanan GoFood, pelanggan dimanjakan dengan biaya pengiriman yang lebih rendah.

Gojek, Goto (Dok: Goto)

Unit bisnis on-demand services, yang membawahi Gojek dan Go-Food dll, mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam pendapatan. On-demand services mencatatkan pendapatan bruto Rp5,87 triliun pada semester I-2023, naik 8% secara year on year (yoy).

Hal ini mendorong margin kontribusi melesat menjadi positif Rp1,15 triliun pada periode Semester I-2023, meningkat signifikan dibandingkan setahun sebelumnya yang minus Rp1,27 triliun. Sementara itu adjusted EBITDA khusus untuk kuartal II-2023 tercatat minus Rp164 miliar, turun signifikan secara yoy minus Rp1,45 triliun. Unit bisnis ini semakin mendekati break even untuk adjusted EBITDA. Sementara Grab baru akan mengumumkan laporan keuangan pada akhir bulan ini.

Dalam riset yang diterbitkan Bahana Sekuritas juga memaparkan, GOTO akan memperkenalkan lebih banyak penawaran pada semester II-2023, dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan GTV (Gross Transaction Value).

“Secara keseluruhan, kami melihat ini sebagai cara yang efisien untuk menarik pelanggan untuk melakukan pemesanan, tetapi juga tetap bijak dalam mengelola biaya,” jelasnya.

Kemudian, melihat pendapatan bersih terhadap GTV dari layanan on-demand Gojek dan layanan pengiriman serta mobilitas Grab, dapat terlihat bahwa Grab saat ini tengah berada di depan Gojek, meskipun keduanya memiliki tren yang relatif serupa.

Pada kuartal III-2022, Bahana Sekuritas mencatat adanya lonjakan pendapatan bersih Gojek on-demand terhadap GTV, terutama disebabkan oleh penurunan insentif kepada pelanggan pada kuartal III-2022 yang signifikan dibandingkan dengan kuartal II-2022.

“Kami percaya bahwa Gojek dapat mengelola promosi kepada pelanggan dengan lebih efisien, yang akan didukung oleh Mode Hemat. Oleh karena itu, kesenjangan pendapatan bersih terhadap GTV antara Gojek dan Grab seharusnya akan menyempit secara perlahan,” papar tim riset Bahana Sekuritas.

(fad/dba)

No more pages