Sebelumnya, China telah sering mengutuk tindakan AS semacam ini sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri.
Mengenai pemberitaan ini, Kementerian Luar Negeri China tidak merespons permintaan komentar. Tidak ada pejabat yang namanya disebutkan dalam rilis pers Departemen Luar Negeri tersebut.
AS sebelumnya mencabut pembatasan terhadap 27 perusahaan dan organisasi China pada Senin (21/8/2023). Hal ini tampaknya merupakan tanda perdamaian sebelum kunjungan Raimondo ke Beijing yang rencananya berlangsung pada 27 hingga 30 Agustus.
Sebuah tim ahli PBB sebelumnya juga sudah angkat bicara mengenai hal ini. Mereka mengatakan pada bulan Februari bahwa sekitar satu juta anak-anak dari warga minoritas Tibet terdampak oleh kebijakan pemerintah China.
China memiliki target mengasimilasi orang Tibet secara budaya, agama, dan bahasa melalui sistem sekolah berasrama. China pun mengutuk temuan tersebut. Langkah Blinken ini disambut baik oleh aktivis Tibet.
"Pemisahan yang tak bermoral oleh China terhadap anak-anak Tibet dari keluarga mereka tidak bisa dibiarkan tanpa pengawasan," kata Tencho Gyatso, presiden International Campaign for Tibet yang berbasis di Washington.
"Ini menunjukkan kedalaman rencana Beijing untuk menghilangkan cara hidup Tibet dan mengubah orang Tibet menjadi pengikut setia Partai Komunis China."
-Dengan bantuan dari Maria Luiza Rabello.
(bbn)