Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, yang pada Selasa lalu mengkonfirmasi tanggal untuk memulai pelepasan air limbah dan bersiap untuk bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang bulan depan, demikian dilaporkan oleh NTV.
Risiko ancaman balasan dari China adalah pengurangan pembelian produk pertanian dan makanan laut dari Jepang, yang totalnya sekitar 278 miliar yen (Rp 29,2 triliun) tahun lalu. Hong Kong, yang mengimpor sekitar 209 miliar yen barang tersebut, pada Rabu mengonfirmasi akan memperluas pembatasan impor produk mulai dari makanan laut hingga rumput laut dari beberapa area.
Tokyo Electric Power Co. sedang mempersiapkan untuk memulai proses pembebasan sekitar 1,3 juta meter kubik air limbah dari Fukushima selama setidaknya 30 tahun. Limbah ini dihasilkan sebagian saat perusahaan berupaya mendinginkan reaktor yang rusak akibat kecelakaan nuklir pada tahun 2011.
Kishida menampik keluhan China atas keamanan rencana tersebut dan mengacu pada tinjauan selama dua tahun oleh Badan Energi Atom Internasional, yang menyimpulkan bahwa dampaknya pada manusia dan lingkungan kecil.
--Dengan asistensi Shoko Oda dan Kevin Ding.
(bbn)