Logo Bloomberg Technoz

Aksi jual di pasar surat utang negara yang telah melambungkan tingkat imbal hasil hampir semua tenor, terlihat mulai sedikit mereda. Pagi ini yield SUN tenor 10 tahun terlihat turun ke 6,66% setelah mencatat reli dalam tujuh hari berturut-turut dan sempat menyentuh level tertinggi di 6,75%

Dari kacamata analisis teknikal, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berpotensi menguat menuju resistance terdekat di level Rp15.285/US$. Sementara resistance selanjutnya berada di Rp15.258/US$ hingga Rp15.214/US$ sebagai level optimis penguatan rupiah untuk tren jangka pendek, dengan time frame daily dan menggaris chart dalam tren satu tahun ke belakang.

Sedangkan level support psikologis rupiah saat ini berada di Rp15.330/US$, di mana bila level tersebut jebol, maka itu mengkonfirmasi laju support selanjutnya menuju level Rp15.385/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Rabu 23 Agustus (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Asing serbu seri SUN baru

Pemerintah kemarin menggelar lelang SUN di mana nilai penawaran masuk mencatat sedikit kenaikan bila dibandingkan lelang sebelumnya yaitu dari sebesar Rp32,54 triliun pada lelang 8 Agustus menjadi Rp34,6 triliun pada lelang 22 Agustus.

Sebanyak 16,28% dari total penawaran yang masuk dalam lelang hari ini berasal dari investor asing. Pemerintah memenangkan penawaran hanya sebesar Rp7,87 triliun di mana sebesar 13,86% adalah penawaran dari investor asing yang dimenangkan.

"Permintaan dari investor asing meningkat dari Rp4,49 triliun menjadi Rp5,63 triliun menunjukkan berlanjutnya capital inflow ke pasar surat berharga negara," jelas Deni Ridwan, Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan.

Baca juga: Lelang SUN Hanya Serap Separuh Target, Seri Baru Diburu Investor

Seri baru yang ditawarkan yaitu FR0100 dengan maturity date Februari 2034, laris manis diserbu dengan mencatat nilai penawaran masuk tertinggi Rp19,53 triliun. Mayoritas incoming bids yang datang dari investor asing menyerbu seri baru dengan nilai mencapai Rp4,34 triliun dan dari angka itu dimenangkan sebesar Rp1,09 triliun.

Akan tetapi, gelar lelang yang berlangsung di tengah tekanan pasar dan volatilitas pasar keuangan domestik berdampak pada kenaikan tingkat imbal hasil SUN dalam lelang kemarin.

Weighted Average Yield atau yield tertimbang rata-rata yang dimenangkan dalam lelang naik tipis antara 1 sampai 4 bps dibandingkan level yield pasar sekunder di penutupan pasar kemarin. 

Alhasil, pemerintah hanya menyerap Rp7,87 triliun dalam lelang kemarin meski nilai penawaran masuk lebih besar. "Kami mempertimbangkan yield SUN yang wajar di pasar sekunder juga rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2023 serta kondisi APBN terkini," jelas Deni.

-- dengan analisis teknikal M. Julian Fadli.

(rui)

No more pages