Pertumbuhan ekonomi, kata Perry, diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,5 hingga 5,3%, yang didukung oleh konsumsi domestik, investasi, dan penurunan laju inflasi.
Di sisi lain, Perry menyebut beberapa negara di dunia memiliki kebijakan masing-masing untuk menurunkan inflasi. Salah satunya di Amerika Serikat (AS). AS menaikan suku bunga mereka untuk melawan inflasi.
"AS berjuang hanya menggunakan satu suku bunga untuk melawan inflasi. Butuh waktu sangat lama dan sekarang resesi. Di Eropa, inflasi sangat tinggi," tuturnya.
Di Indonesia, lanjut Perry, tidak hanya menaikkan suku bunga, pemerintah juga memperkuat koordinasi kebijakan untuk menjaga makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu juga berkoordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.
"Kita harus menjaga stabilitas harga, stabilitas keuangan, tetapi kita juga harus mendukung pertumbuhan ekonomi. Kita harus mampu menahan guncangan global. Mengapa kebijakan moneter terbuka saja? Tidak hanya menggunakan suku bunga tetapi juga kebijakan nilai tukar," ujarnya.
(mfd/evs)