Arijit Ghosh - Bloomberg News
Bloomberg, Para pemimpin negara-negara BRICS yang akan bertemu mulai Selasa (22/8/2023). Mereka akan fokus pada cara-cara mengurangi ketergantungan negaranya terhadap dolar atau dedolarisasi. Hal ini disampaikan oleh Wakil Presiden Afrika Selatan, Paul Mashatile.
Aliansi BRICS yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan ini juga akan membahas penambahan anggota pada pertemuan yang berlangsung di Johannesburg itu. Kelompok ini menargetkan bisa mewakili setengah dari output global pada 2040, dua kali lipat dari pangsa kelompok negara maju G7.
BRICS berharap pertambahan jumlah anggota akan membantu melaksanakan dedolarisasi. Para pemimpin akan mencari cara untuk peningkatkan pembayaran dengan mata uang anggotanya, bagian dari ambisi untuk menantang kepemimpinan geopolitik Amerika Serikat (AS). Dalam waktu panjang ada ide untuk menerbitkan mata uang bersama untuk menantang dolar.

"Saat ini dunia sedang memberikan perhatian kepada blok ini karena berada di garis depan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar,” ujar Paul Mashatile. “Kami di sini bukan untuk bersaing dengan Barat (negara-negara Amerika Utara, Eropa Barat dan Australia). Kami menginginkan ruang kami dalam bisnis global.”
"Saya ingin membeli sesuatu dari India. Mengapa saya harus menggunakan dolar?" ungkap mantan Presiden Nigeria Olusegun Obasanjo pada pertemuan itu yang disambut dengan sorakan keras dari para hadirin. "Ini adalah sistem pembayaran dan penyelesaian yang memungkinkan saya untuk membeli apa pun yang ingin saya beli di India, apa pun yang ingin saya beli di Brasil, tanpa harus mencari dolar."
Meski memiliki ambisi besar, masih terdapat penghalang untuk menjalankan program ini. Salah satunya soal pengaruh lembaga-lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia (World Bank) atau Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pengaruh Barat cukup kuat pada lembaga-lembaga tersebut.
Sebagai contoh bank pembangunan BRICS baru menyalurkan pinjaman sebesar US$32,8 miliar dalam delapan tahun operasinya. Angka ini hanya sebagian kecil dari jumlah yang telah disalurkan oleh IMF dan Bank Dunia selama periode tersebut.
Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor mengungkapkan selama pertemuan tersebut akan berlangsung sebuah diskusi strategis mengenai bagaimana meningkatkan peran lembaga-lembaga multilateral.
(bbn)