Defisit neraca jasa juga membesar antara lain disebabkan penurunan kinerja jasa perjalanan seiring dengan peningkatan pengeluaran wisatawan nasional, di tengah meningkatnya jumlah wisatawan manca negara yang berkunjung ke Indonesia.
“Defisit neraca pendapatan primer juga lebih tinggi disebabkan oleh pembayaran imbal hasil investasi ke investor asing yang meningkat. Di sisi lain, surplus neraca pendapatan sekunder relatif stabil,” ungkap Erwin.
Dengan kinerja ini, BI mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit US$7,4 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Juni tetap tinggi sebesar US$137,5 miliar atau setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
(dba)