Sebagai catatan, EBITDA operasional dan laba inti tidak memperhitungkan komponen non operasional dan mencerminkan kinerja bisnis inti.
Ia menambahkan, kenaikan beban pokok pendapatan hingga 42% tak lepas dari kenaikan volume produksi dan penjualan. Dengan kenaikan ini, maka royalti yang perlu dibayar ke pemerintah naik 11% secara tahunan menjadi US$81,6 juta.
Kenaikan volume produksi juga mengerek biaya penambangan hingga 77% menjadi US$45,7 juta. Biaya ini masuk sebagai salah satu komponen beban pokok.
Komponen beban pokok lainnya seperti biaya pemrosesan batu bara yang naik 69% menjadi $30,9 juta, dan biaya pengiriman dan penanganan naik 56% menjadi $53,7 juta.
Meski turun, Ariano menilai kinerja ADMR masih dalam posisi yang baik. Pasalnya, kinerja itu tercapai di tengah banyaknya sentimen negatif makro perekonomian.
"Kami berhasil mencapai kinerja memuaskan di tengah tantangan makro yang signifikan. Operasi batu bara metalurgi paruh pertama 2023 yang baik telah menempatkan perusahaan pada posisi yang baik untuk mencapai target volume tahunan," tutur Ariano.
(dhf)