Ini adalah kontroversi terbaru yang dihadapi oleh federasi setelah beberapa pemain bintang memboikot turnamen setelah menolak bermain di bawah pelatih Jorge Vilda. Penolakan tersebut dipicu oleh gaya manajemennya.
Menteri Kesetaraan Gender Spanyol yang sedang menjabat, Irene Montero, mengkritik Rubiales. "Jangan anggap bahwa memberi ciuman tanpa persetujuan adalah sesuatu yang 'terjadi'," tulisnya di platform media sosial X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
"Ini adalah bentuk kekerasan seksual yang dialami perempuan setiap hari dan sebelumnya tidak terlihat, dan kita tidak dapat menganggapnya sebagai hal biasa. Ini adalah tugas seluruh masyarakat. Persetujuan adalah keharusan, hanya 'ya' adalah 'ya'."
Di sisi lain, presiden federasi sepak bola Spanyol itu menanggapi kritik tersebut dalam wawancara dengan stasiun radio Cadena Cope. "Ini adalah sesuatu tanpa niat jahat dan tidak ada artinya," kata Rubiales.
Dia mengatakan, "senang merayakan dengan seorang teman dengan memberinya ciuman di pipi, dan dengan yang lain memberikan pelukan dan apa pun yang dibutuhkan."
Surat kabar Spanyol El Pais memuat opini di halaman depannya pada hari Senin (21/8/2023) dengan judul, "Jenni tidak suka ciuman Rubiales, kami juga tidak."
Sebelumnya, Spanyol mengalahkan Inggris di final Piala Dunia Wanita 2023 yang digelar di Sydney. Kemenangan Spanyol disaksikan 75.784 orang yang memenuhi di Stadion Australia.
Turnamen ini telah menjadi sorotan karena adanya kesenjangan dalam gaji antara pemain wanita. Presiden FIFA, Gianni Infantino, mengatakan pada hari Jumat (18/8/2023) bahwa para pemain sepak bola wanita terbaik dunia bisa mendapatkan kesetaraan gaji jika "mereka meyakinkan kami para pria" terlebih dahulu.
(bbn)