Dalam keketuaan Indonesia ASEAN tahun ini, Yogi mengatakan, Indonesia memiliki 16 prioritas khusus jalur keuangan yang berkontribusi pada tiga kluster yakni recovery and rebuilding, economy digital, dan sustainability.
Untuk recovery and rebuilding, kata Yogi, akan mengusung kolaborasi antara keuangan dan kesehatan yang terjadi pasca pandemi Covid-19. Nantinya akan ada pertemuan antara menteri keuangan dan menteri kesehatan se-ASEAN.
“Akan ada penjelasan mengenai kekurangan pendaanan yang dialami oleh negara-negara ASEAN ketika merespon pandemi,” ujar Yogi.
Yogi mengungkapkan, AFMGM kedua kali ini akan dihadiri oleh principal dari negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Vietnam, Thailand, dan Laos yang akan hadir secara fisik atau offline. Adapun Myanmar diketahui tidak hadir.
“Kecuali Myanmar karena kita tahu ada krisis di dalam negeri. Ada konflik sehingga prinsipalnya tidak akan hadir,” kata Yogi.
Selain itu, untuk pertama kalinya, AFMGM akan mengundang Timor Leste. Hal tersebut sesuai dengan disetujuinya Timor Leste menjadi anggota ASEAN. Timor Leste akan berpartisipasi sebagai observer pada AFMGM kali ini.
Pertemuan tersebut juga akan membahas bagaimana saat kondisi sebelum covid pendanaan di bidang kesehatan, kesiapan dalam merespon pandemi sehingga akan didapatkan kesimpulan ada cukup celah pendanaan signifikan di negara-negara ASEAN.
Hasil diskusi nantinya akan mendiskusikan kembali kerja sama jalur keuangan dan kesehatan agar bisa memperkecil dan menutup celah pembiayaan di bidang kesehatan khususnya merespon pandemi.
“Saat ini juga ada Covid-19 respons fund yang dimiliki ASEAN. Keberadaan dana Covid-19 akan diperluas cakupannya untuk merespon penyakit yang baru muncul,” imbuh Yogi.
Saat ini, lanjut Yogi, ASEAN juga memiliki ASEAN Infrastructure Fund ketika pertemuan nanti, AIF akan rebrandring menjadi green infrastructure fund.
“Namanya tetap AIF tapi misi fokusnya untuk membiayai proyek infrastruktur hijau,” jelas Yogi. Harapannya kawasan ASEAN bisa menarik banyak pendanaan murah dari dunia yang berkomitmen membiayai ekonomi hijau.
Selain itu juga ada kerja sama perpajakan dan kepabeanan. Saat ini sudah mencapai kesepakatan penguatan struktur witholding tax untuk negara ASEAN.
“Digital ekonomi akan ada layanan keuangan digital untuk mendukung UMKM. Akan ada side event untuk bisnis matching antara UMKM dengan financial technology. Akan bertemu platform peer to peer lending untuk akses pendanaan UMKM,” tambahnya.
Sedangkan pada klaster sustainability, saat AFMGM maret lalu sudah meluncurkan ASEAN taxonomi yakni seperangkat klasifikasi mengenai kegiatan yang bisa mendapatkan pendanaan untuk green dan juga climate change action.
“Sudah adanya klasifikasi adanya transisi yang semula ada suatu project atau pembangkit listrik yang berasal dari fossil fuel di indonesia itu batu bara. Kalau di ASEAN taxonomi ada klasifikasi fossil fuel mau bertransisi ke hijau sudah bisa dibiayai dengan green fund. Sudah ada defisini dan klasifikasinya di ASEAN taxonomi ini. Harapannya bisa mendatangkan pembiayaan hijau ke kawasan ASEAN,” ucapnya.
(mfd/evs)