Olivia Konotey-Ahulu dan Eric Martin - Bloomberg News

Bloomberg, Para pakar akademis mengajukan pertanyaan tentang peran Bank Dunia, setelah memutuskan menghentikan pemberian pinjaman baru kepada Uganda. Keputusan itu dibuat Bank Dunia setelah Uganda memperkenalkan undang-undang anti-LGBTQ yang keras di negaranya. 

Meskipun undang-undang baru Uganda sangatlah keras, mengenakan hukuman penjara seumur hidup bahkan hukuman mati untuk sejumlah perilaku, keputusan Bank Dunia tampak inkonsisten jika dibandingkan dengan hubungannya dengan negara-negara lain yang juga mengkriminalisasi homoseksualitas. 

Langkah ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang pendekatan Bank Dunia yang dianggap tidak konsisten. Selain itu, muncul pertanyaan apakah negara-negara lain mungkin akan mencari sumber pendanaan alternatif jika Bank Dunia dianggap menggunakan dana-dananya untuk mempengaruhi keputusan politik global.

"Keputusan untuk tidak menahan pinjaman dari Uganda jelas melanggar Artikel Perjanjian Bank Dunia, yang menyatakan bahwa organisasi tersebut tidak boleh terlibat dalam pertimbangan politik dalam operasinya," kata Susan Park, seorang peneliti dalam tata kelola global di University of Sydney.