Bloomberg Technoz, Jakarta - China disebut menolak saat Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mencoba menelepon setelah insiden penembakan balon yang ditengarai sebagai alat mata-mata. Pentagon telah merancang pembicaraan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dengan Menteri Pertahanan China Wei Fanghe, tetapi Beijing menolak.
Mengutip Bloomberg News, Pentagon berupaya membuat dialog antara dua menteri pertahanan sesaat setelah pesawat F-22 Raptor milik AS menembak jatuh balon udara China pada 4 Februari lalu.
“Sayangnya, Republik Rakyat China menolak permintaan kami. Kami meyakini pentingnya membuka jalur komunikasi antara AS dengan RRC untuk menjaga hubungan kedua negara. Hubungan militer, khususnya, sangat penting dalam situasi seperti ini,” ungkap Juru Bicara Departemen Pertahanan AS Brigadir Jenderal Pat Ryder.
AS menyebut balon itu adalah alat pemantauan (surveillance device) yang melanggar wilayah Negeri Paman Sam. Para pejabat AS menyatakan tidak ada kewajiban untuk memberi tahu China sebelum menembak jatuh balon tersebut.
China menegaskan bahwa balon itu adalah alat penelitian cuaca. AS disebut tidak berhak menghancurkannya.
Drama balon ini membuat hubungan AS-China kembali ke titik terendah. November lalu, Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping sudah bertemu dan berjanji memperbaiki relasi kedua negara. Salah satunya mengembalikan kontak militer yang terputus akibat kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.
Kedutaan Besar China di Washington tidak segera merespons permintaan komentar.
(bbn)