Cagan Koc - Bloomberg News
Bloomberg, Denmark dan Belanda telah berjanji mengirimkan pesawat tempur F-16 ke Kyiv, dan menjadi langkah besar yang dilakukan kedua negara dalam memberikan senjata canggih kepada Ukraina untuk menghadapi Rusia.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Amerika Serikat (AS), kedua negara anggota NATO ini akan mengirimkan pesawat tempur ke Ukraina setelah pilot di sana dilatih untuk mengoperasikannya. Hal itu disampaikan oleh perdana menteri Denmark dan Belanda, setelah masing-masing menerima kunjungan mendadak dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, mengatakan negaranya akan mengirim 19 dari total 30 pesawat F-16 milik Denmark ke Ukraina. Enam pesawat pertama mungkin akan meninggalkan Denmark menjelang tahun baru, katanya, sambil menambahkan bahwa lebih dari 70 anggota militer Ukraina saat ini sedang menjalani pelatihan di Denmark.
Frederiksen bergabung Mark Rutte dan negara-negara lagi yang berjanji membantu mempesenjatai Kyiv dengan pesawat tempur terebut. Pesawat-pesawat itu dikirim untuk dapat membantu Ukraina merebut kembali wilayah yang diduduki oleh Rusia sejak invasi pada awal 2022.
"Bersama dengan Belanda, kami adalah negara pertama yang dapat memberikan komitmen serius dan tak terputus untuk menyediakan pesawat tempur," kata Frederiksen dalam konferensi pers bersama Zelenskiy.
"Kami berharap dan percaya bahwa pesawat tempur Denmark akan membantu melindungi rakyat Ukraina dan membantu Ukraina merebut kembali tanah yang seharusnya menjadi milik mereka."
Zelenskiy, yang bepergian bersama istrinya Olena, bertemu dengan Rutte sebelumnya di pangkalan udara Eindhoven di Belanda. Perdana Menteri Belanda ini menolak untuk mengungkap berapa banyak dari total 42 pesawat F-16 milik negaranya yang akan disumbangkan. Namun, dia mengindikasikan bahwa pengiriman akan segera dilakukan.
"Saya tidak bisa memberikan angka pasti, tapi kami masih memiliki 42 pesawat F-16 di sini, di Belanda," kata Rutte. Ketika ditanya apakah Ukraina mungkin mendapatkan pesawat tempur tersebut pada September, ia berkata, "Tidak bulan depan, itu tidak mungkin. Tapi semoga segera setelahnya."
Janji tersebut datang setelah pejabat Ukraina mendesak negara-negara NATO selama beerbulan-bulan untuk mempercepat transfer senjata yang lebih kuat, termasuk pesawat tempur dan rudal jelajah jarak jauh. Mereka berpendapat bahwa hal ini akan memberi mereka peluang lebih baik untuk mengatasi pasukan Rusia dan menyelamatkan nyawa tentara Ukraina ketika mereka melakukan serangan balik, yang sebagian besar dilakukan tanpa dukungan udara yang krusial.
Akan tetapi AS, telah menahan diri selama berbulan-bulan untuk mengirim senjata meskipun telah mendapat tekanan dari Ukraina dan negara-negara NATO lainnya. Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan kebutuhan militer negara yang lebih mendesak menjadi prioritas. Selain itu, muncul kekhawatiran pengiriman senjata tersebut dapat memperburuk ketegangan negara-negara barat dengan Rusia.
Terutama Amerika Serikat telah menahan diri selama berbulan-bulan meskipun mendapat tekanan dari Ukraina dan anggota NATO lainnya, dengan pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan bahwa kebutuhan militer yang lebih mendesak menjadi prioritas dan khawatir bahwa ini dapat memperburuk ketegangan Barat dengan Rusia. Biden mengubah pendiriannya pada bulan Mei.
Pada Jumat (18/8/2023), Denmark dan Belanda mengumumkan bahwa mereka telah menerima surat dari Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang memberi lampu hijau untuk pengiriman pesawat tempur tersebut. Izin dari AS diperlukan untuk beralih kepemilikan atas pesawat-pesawat F-16.
Zelenskiy mengunjungi Swedia pada hari Sabtu (19/8/2023) untuk memulai kembali pembicaraan dengan sekutu-sekutunya terkait sistem-sistem senjata yang dapat memperkuat pertahanan negara, dan meningkatkan serangan balik yang bergerak lambat.
Perjalanan Zelenskiy ini datang para pejabat-pejabat AS mulai pesimis terkait serangan balik dan strategi Ukraina.
Zelenskiy berbicara dengan Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, mengenai pesawat tempur Gripen dari negara Nordik tersebut. Para pemimpin pun menandatangani pernyataan yang berisi niat untuk bekerjasama dalam produksi kendaraan tempur CV90. Zelenskiy mengatakan, pilot-pilot Ukraina telah mulai menjalani latihan penerbangan menggunakan pesawat Gripen.
Pasukan Ukraina juga sedang menyiapkan landasan udara dan aspek logistik lainnya untuk pengoperasian F-16.
"Pilot dan insinyur kami sudah mulai berlatih di Denmark," kata Zelenskiy di Twitter. "Kami sedang bekerja dengan cepat untuk persiapan."
Belanda dan Denmark telah memimpin koalisi untuk melatih pilot Ukraina. Dari 42 pesawat F-16 milik Belanda, 24 di antaranya sedang digunakan dan tidak dapat dikirim ke Ukraina hingga pertengahan tahun 2024.
Denmark sebelumnya mengatakan bahwa mereka ingin mempertahankan jet F-16 mereka hingga tahun 2024. Pesawat-pesawat ini sedang digantikan seiring Denmark menerima 27 pesawat tempur F-35 Joint Striker Fighters baru yang telah dipesan dari Lockheed Martin Corp.
Rutte, yang bulan lalu mengumumkan keputusannya untuk mundur dari dunia politik sebagai perdana menteri terlama Belanda, berjanji bahwa kejatuhan mendadak pemerintahannya tidak akan mengubah sikap Den Haag terhadap Ukraina. Dia menambahkan, kabinet sementara akan terus mendukung Kyiv dalam respons militer terhadap invasi Rusia.
-Dengan asistensi dari Olesia Safronova dan Christian Wienberg.
(bbn)