Logo Bloomberg Technoz

Lee bertemu dengan Presiden Aramco Amin Nasser dalam kunjungannya ke Arab Saudi. Lee menjanjikan dukungan, mengutip keterangan resmi pemerintah. 

Turut serta dalam rombongan adalah Nicolas Aguzin, CEO Hong Kong Exchange & Clearing Ltd. Juga beberapa menteri terkait perdagangan dan keuangan.

HKEX dan Tadawul Group Holding Co menekan pakta kerja sama, termasuk cross listing. Ini menjadi langkah awal untuk memfasilitasi penjualan saham di bursa Hong Kong.

Listing Aramco akan “mendorong status Hong Kong sebagai hub saham,” kata Analis Bloomberg Intelligence Sharnie Wong.

Xi tengah memanfaatkan pengaruh China yang semakin besar di Timur Tengah. China adalah konsumen terbesar minyak Arab Saudi dan kedua negara menyepakati perjanjian ekonomi bernilai US$ 50 miliar (Rp 756,95 triliun). Xi mendorong Arab Saudi untuk mendukung proyek Belt and Road.

Lee juga berkepentingan untuk menjadikan Hong Kong sebagai pusat keuangan dunia. Tidak hanya Timur Tengah, Hong Kong juga meningkatkan hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara. Sejumlah pejabat Hong Kong baru-baru ini berkunjung ke Vietnam dan Thailand.

Ketergantungan bursa Hong Kong terhadap emiten China membuatnya rentan guncangan, misalnya saat hubungan China dengan Amerika Serikat (AS) memburuk. Oktober tahun lalu, indeks Hang Seng anjlok ke titik terendah dalam 13 tahun saat China memberlakukan langkah represif untuk menekan penyebaran Covid-19. 

Aturan yang lebih ketat mengenai listing di luar negeri untuk perusahaan China juga mempengaruhi bursa Hong Kong. Pencatatan saham perdana (IPO) tahun lalu turun 69% ke posisi terendah sejak 2012.

Pada 2019, Aramco melakukan IPO di bursa Riyadh dan meraup dana US$ 29 miliar (Rp 439,03 triliun). Ini adalah IPO terbesar dunia.

IPO tersebut mayoritas diserap oleh investor lokal. Pemerintah Arab Saudi memegang sekitar 94% saham beredar. Sebagai informasi, pemerintah China juga memiliki 90% saham beredar dari PetroChina Co.

(bbn)

No more pages