Global Bond Opportunities Fund, produk unggulan perusahaan, turun 1,5% bulan lalu dan hanya mengungguli 35% rekan-rekannya tahun ini, dibandingkan 83% selama lima tahun terakhir, demikian menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Beberapa pihak dengan pandangan yang sama — termasuk Allianz Global Investors, Abrdn Investments, Columbia Threadneedle Investments, dan DoubleLine Capital — percaya bahwa ekonomi baru saja mulai merasakan dampak kenaikan suku bunga The Federal Reserve sebesar lima poin persentase. Kurva yield yang terbalik, yang selalu menjadi tanda awal resesi, mendukung pandangan ini.
"Kami tidak berpikir kali ini berbeda," kata Michele. "Namun, dari kenaikan suku bunga pertama hingga resesi mungkin memerlukan waktu yang lama. Kami terus melihat daftar indikator yang hanya berada pada level ini jika ekonomi AS sudah dalam resesi atau akan memasuki resesi."
Meski demikian, data ekonomi AS saat ini terus membantah prediksi resesi. Pertumbuhan meningkat dan lapangan kerja masih kuat. Konsumen juga masih kuat. Bahkan, para staf ekonom the Fed tidak lagi memprediksi resesi. Survei global terbaru Bank of America menemukan bahwa investor semakin berharap tidak ada resesi sama sekali dalam 18 bulan ke depan.
Walaupun optimistis dengan obligasi, Gene Tannuzzo dari Columbia Threadneedle telah mengurangi jangka waktunya investasinya sejak Juli saat kurva yield semakin terbalik, beralih ke Treasury jangka pendek. Strategic Income Fund yang dikelolanya meningkat 2,8% tahun ini, mengungguli 82% pesaingnya, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
"Hari-hari terbaik dalam obligasi masih di hadapan kita" seiring the Fed mendekati akhir kenaikan suku bunganya, kata Tannuzzo.
Meski demikian, manajer dana di Abrdn dan Allianz masih berpegang pada obligasi bertenor panjang. DoubleLine juga baru-baru ini meningkatkan alokasi pada obligasi jangka panjang, namun mengimbanginya dengan obligasi korporasi jangka pendek.
"Kami tidak berpikir kami akan salah," kata Mike Riddell, manajer portofolio di Allianz yang telah memegang obligasi jangka panjang sejak pertengahan 2022. "Kami tetap memegang durasi panjang. Kami tidak percaya semua ketatnya kebijakan moneter tidak akan berdampak pada pertumbuhan."
Secara historis, kenaikan suku bunga seringkali mengarah pada ekonomi yang lesu. Mantan Wakil Gubernur the Fed Alan Blinder mempelajari 11 kebijakan moneter ketat dari 1965 hingga 2022 dan menemukan bahwa hanya empat di antaranya berakhir dengan soft landing dengan inflasi stabil atau lebih rendah, sementara sisanya mengalami hard landing.
(bbn)