Meski begitu, nilai transaksi BUMI ytang sebesar Rp98,6 miliar menempatkannya di posisi terbesar ketiga saham dengan nilai transaksi tertinggi setelah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Volume transaksi bahkan mencapai 692 juta, menjadi yang tertinggi setelah BRMS. Sebagai catatan, jumlah saham beredar BUMI juga menjadi salah satu yang terbesar. Sedang frekuensi saham BUMI menjadi yang keempat terbesar dengan jumlah 6.181 kali.
Pergerakan saham Grup Bakrie itu tak lepas dari perombakan atau rebalancing portofolio Financial Times Stock Exchange (FTSE). Indeks ini akan memberlakukan susunan saham baru untuk Global Equity Index Asia Pacific di luar Jepang dan China.
Banyak saham dari BEI yang masuk FTSE small cap dan micro cap. BUMI dan BRMS masuk, menemani saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
Jajaran baru tersebut berlaku efektif mulai 18 September mendatang.
Selain Grup Bakrie, saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Mitra AKtif Perkasa Tbk (MAPA), PT Media Nusantara Cipta Tbk (MNCN) dan PT Pertamina Energy Tbk (PGEO) juga masuk FTSE small cap.
(fad/dhf)