Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara melesat pada perdagangan akhir pekan lalu. Harga si batu hitam masih terus menjalani tren positif.
Pada Jumat (18/8/2023), harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 149,5/ton. Melesat 1,7% dari hari sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak 26 Mei.
Selama sepekan, harga batu bara melesat 3,82% secara point-to-point. Harga komoditas ini sudah naik 5 minggu berturut-turut.
Harga gas yang semakin mahal membuat pelaku pasar kembali berpaling ke batu bara sebagai sumber energi primer, terutama untuk pembangkit listrik. Dalam sebulan terakhir, harga gas acuan TTF Belanda melonjak 35,04%. Di Inggris, harga gas melejit 33,92% dalam periode yang sama.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, tren harga batu bara masih positif. Sentimen yang ada masih bullish.
Berdasarkan pendekatan Moving Average (MA), target kenaikan terdekat ada di US$ 159,05/ton. Jika tertembus, maka target berikutnya ada di US$ 278,71/ton.
Target paling optimistis atau resisten terjauh ada di US$ 278,71/ton.
Sementara support terdekat ada di US$ 144,37/ton. Jika tertembus, maka harga batu bara bisa turun menuju US$ 136,78/ton.
Berdasarkan pendekatan Relative Strength Index (RSI), harga batu bara ada di 41,2. Sejatinya bearish, karena di bawah 50.
Selain itu, angka tersebut juga masih cukup jauh di atas batas jenuh jual (oversold) 30. Artinya, risiko aksi jual masih terbuka.
(aji)