Bloomberg Technoz, Jakarta - Konsultan Paru dan Lingkungan Dept/KSM Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI, dr Efriadi Ismail Sp.p (K) membeberkan durasi atau acuan waktu jika ingin tetap berolahraga saat polusi udara yang buruk.
dr Efriadi mengatakan kalau kondisi udara berada di PM2.5 level 100 mikrogram/m3 = kurangi olahraga menjadi 90 menit.
“Jika PM2.5 level 165 mikrogram/m3= kurangi olahraga menjadi 30 menit, kalau PM2.5 level 200 mikrogram/m3 = tidak dianjurkan untuk berolahraga,” kata Efriadi saat berbincang, Minggu (20/8/2023).
Jika tetap memaksakan berolahraga di luar ruangan (outdoor) selama kondisi udara sedang buruk diharapkan memilih lokasi seperti taman, atau jalan setapak dengan zona emisi rendah. Diharapkan menjauhi jalan utama yang sibuk dan menjauh dari kendaraan bermotor.
“Banyak penelitian menunjukkan, ruang terbuka hijau berkontribusi pada kesehatan paru kita,” terang dr Efriadi.
Dalam aplikasi pemantau kualitas udara Jakarta, Minggu (20/8) pagi masuk label merah untuk parameter Particulate matter 2.5 (pm2.5), dengan skor tertinggi berada pada rentang 114 hingga 156.
Pm2.5 merupakan partikel udara berukuran mikro atau kurang dari 2,5 mikrometer (mikron). Lazimnya pm2.5 menjadi acuan dalam monitoring kesehatan manusia dalam hal kualitas udara pada lingkungan sekitar.
Karena itu, dr Efriadi juga meminta masyarakat untuk jangan lupa selalu menggunakan masker jika berada di luar ruangan.
“Gunakan masker bila lama berada di luar ruangan terutama di jalan atau saat kemacetan lalu lintas. Disarankan menggunakan masker N-95 yang paling ideal, jika tidak tersedia gunakan masker biasa atau kain juga boleh walaupun daya tangkal minimal,” kata dr Efriadi.
(spt)