Bloomberg Technoz, Jakarta - Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) banyak anak muda gagal mengajukan kredit pemilikan (KPR) karena belum bisa menyelesaikan tunggakan PayLater. Ternyata para anak muda di Jakarta memiliki beragam alasan memilih PayLater saat membayar barang yang ingin mereka miliki.
Seperti yang diungkap oleh salah satu anak muda yang bekerja di wilayah Jakarta Selatan bernama Shinta Angriana, yang menyebut PayLater dipilih agar bisa mengatur cash flow setiap bulan.
“Memilih PayLater karena bisa mengatur jumlah pengaluaran. Kaya misalnya bisa membayar saat gajian,” kata Shinta saat berbincang.
Anak muda lain yang bernama Asep memberikan alasan yang berbeda. Asep memilih menggunakan PayLater karena tidak ada opsi lain. Dirinya perlu uang cepat ketika ada hal-hal yang mendesak.
“Gue sih gara-gara kepepet. PayLater memberikan kemudahan ketika harus berhadapan dengan masalah keuangan yang tiba-tiba,” ungkap Asep.
Asep menambahkan, pemerintah seharusnya tidak selalu menyalahkan gaya hidup anak muda saat ini. Menurutnya, pemerintah juga harus melihat bahwa anak muda sekarang juga belum semua mendapatkan gaji layak.
“Banyak dari teman-teman gue akhirnya menggunakan PayLater karena gaji mereka tak mencukupi. Jadi kalau sampai tidak bisa ajukan KPR, ya risiko, tapi mau gimana lagi,” tambah Asep.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan banyak anak muda gagal mengajukan kredit pemilikan (KPR) karena belum menyelesaikan kewajiban atau tunggakannya pada perusahaan PayLater.
“PayLater sudah masuk ke SLIK kita [OJK]. PayLater ini sudah nyata banget. Beberapa bank mengeluhkan, tanda kutip, ke kami ini anak-anak muda banyak yang harusnya ngajuin KPR rumah pertama, yang lebih penting kan rumah, tapi gak bisa karena ada utang di PayLater. Itu kadang Rp300.000, Rp400.000 tapi kemudian kredit skor jelek,” jelas Kiki di Jakarta, Jumat (18/8/2023).
Pihak OJK juga berpesan kepada masyarakat muda untuk berhati-hati akan hal tersebut. Implementasi PayLater harus diketahui skemanya dan disiplin dalam membayar. Bahkan meski sudah melakukan pelunasan dan menutup akun PayLater, skor tidak secara langsung kreditnya membaik.
(spt/wep)