Kasusnya mulai menyeruak pada 2006 hingga Atang Latief akhirnya wajib membayar utang BLBI. Caranya, dengan menjual asetnya di CSMI.
Sebelum initial public offering (IPO) dan adanya kasus tersebut, Atang Latief yang juga merupakan pendiri Texas Chicken dengan memiliki 70% saham CSMI. Tjen Mie Lian, Herlia Emmi, dan Hediana Luwina masing-masing memiliki 10% saham.
Tak lama setelah kasus yang menimpa, Atang Latief meninggal dunia. Sehingga, kepemilikan Texas Chicken jatuh ke tangan Lisa Muchtar dan Husni Muchtar.
Husni Muchtar sendiri sempat menjadi buronan polisi, lantaran ia menggelapkan dana milik ayahnya, yang seharusnya digunakan untuk melunasi utang BLBI.
Tutup Gerai
CSMI akan menutup semua gerai Texas Chicken. Penutupan ini dilakukan seiring dengan kondisi keuangan perusahaan. Imbas pandemi Covid-19, omzet CSMI melalui Texas Chicken turun.
"Perseroan telah mengalami kesulitan keuangan sejak Pandemi covid-19 sehingga terdapat penurunan omzet atau pendapatan hingga akhir tahun 2021," jelas Direktur CSMI Radino Miharjo dalam keterbukaan informasi, Jumat (18/8/2023).
Mengutip laporan keuangan, pendapatan perusahaan turun 20% secara tahunan menjadi Rp61,5 miliar pada 2021. Kerugian bersih menurun 64,65% secara tahunan menjadi Rp13,29 miliar.
Arus kas dari aktivitas operasi atau cashflow CSMI sejatinya berbalik jadi positif. Cuma memang, angkanya tipis, hanya sekitar Rp4,09 miliar dari sebelumnya defisit Rp27,91 miliar.
Yang kemudian menjadi catatan adalah, arus kas dari aktivitas pendanaan. Pos keuangan ini memuat semua transaksi penerimaan pendanaan, termasuk utang dari pihak perbankan.
Angkanya pada periode 2021 defisit Rp14 miliar. Padahal, pada 2020, angkanya masih tercatat Rp23,27 miliar.
Radino tak menampik, sulitnya mendapatkan pendanaan dari perbankan memperburuk kinerja keuangan CSMI yang sebelumnya memang sudah dihantam pandemi. Ini juga menjadi kendala untuk melanjutkan kelangsungan usaha perusahaan ke depan.
"Kendala yang dihadapi adalah kebutuhan akan working capital dan reimage. Strategi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cashflow yang cukup untuk perputaran modal kerja," jelas Radino.
Bahkan, pada 2022, perusahaan tidak mampu melaksanakan perencanaan pembukaan restoran baru. CSMI juga sudah berupaya menghadirkan menu baru demi meningkatkan omzet, namun tak membuahkan hasil.
Puncaknya, CSMI memulai proses penutupan gerai Texas Chicken pada 28 Februari 2023. Bisa dipastikan, penutupan dilakukan untuk semua gerai Texas Chicken.
Pasalnya, pada 14 Maret 2023, CSMI memutuskan kerjasama dengan Cajun Global LLC. Putusnya kerjasama ini membuat CSMI tidak lagi bisa menggunakan brand Texas Chicken.
"Saat ini semua restoran telah ditutup dan Perseroan telah menyelesaikan semua penutupan restoran sesuai persertujuan dari pengelola mal," kata Radino.
Pemutusan itu setidaknya memberikan keringanan kepada CSMI berupa penghapusan utang royalti dan initial fee. Meski demikian, ini belum sepenuhnya tercermin dari kinerja keuangan perusahaan yang masih mencatat kerugian Rp4,04 miliar pada semester I-2023.
Dengan lebih mengandalkan cashflow ketimbang pinjaman modal kerja atau working capital dari perbankan, CSMI ke depan akan membuka beberapa gerai restoran baru di beberapa kota.
(dhf)