Jumlah orang yang meninggalkan Senegal menuju Spanyol dengan kapal kayu yang rapuh tercatat meningkat dalam satu tahun terakhir. Hal ini menyebabkan peningkatan angka kecelakaan kapal tenggelam.
Menurut kelompok bantuan Spanyol, Walking Borders, rata-rata lima orang migran meninggal dunia setiap hari saat berupaya menyeberang, pada Januari-Juni 2023. Berdasarkan keterangan keluarga migran, organisasi tersebut mencatat total korban dalam peristiwa tersebut sebanyak 92 orang.
Situs berita Senegal, Rewmi mencatat Serikat Nasional Nelayan Senegal, Massame Mbaye mengatakan, perahu migran tersebut berangkat dari Fass Boye, sebuah desa di Pantai Atlantik Senegal, menuju Kepulauan Canaria, 10 Juli 2023. Dia mencatat jumlah penumpang kapal tersebut mencapai lebih dari 100 orang.
Menurut Kementerian Luar Negeri Senegal, semua penumpang adalah warga Senegal, kecuali satu warga negara Guinea-Bissau.
Uni Eropa sendiri berusaha untuk menghentikan aliran migran ke perairan tersebut. Mereka menandatangani kesepakatan yang dianggap kontroversial dengan Tunisia untuk mencoba mencegah migran melakukan perjalanan, bulan lalu.
Senegal sendiri telah menjadikan kegiatan migrasi melalui laut sebagai hal yang ilegal. Pemerintah Senegal bersama Kapal Patroli Spanyol tengah bekerja sama untuk mengendalikan aliran imigran. Negara ini belum memutuskan apakah akan menerima tawaran untuk mengerahkan badan kontrol perbatasan UE, Frontex.
(bbn)