Logo Bloomberg Technoz

RI Izinkan RKEF Baru, Apa Kabar Janji Moratorium Smelter Nikel?

Sultan Ibnu Affan
18 August 2023 15:30

Ilustrasi pabrik feronikel (dok PT Aneka Tambang Persero)
Ilustrasi pabrik feronikel (dok PT Aneka Tambang Persero)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan proyek smelter nikel berbasis rotary kiln-electric furnace (RKEF) baru yang sudah telanjur disetujui oleh pemerintah tidak akan terimbas oleh rencana moratorium.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif mengatakan rencana penyetopan smelter nikel RKEF masih berlanjut, sembari pemerintah menghitung kecukupan cadangan bijih nikel kadar tinggi (saprolite) di dalam negeri.

“Itu imbauan dari Pak Menteri [ESDM Arifin Tasrif] karena memang konsumsi bijih saprolite-nya luar biasa [besar]. Ini yang harus kita perhatikan. Namun, [smelter RKEF] yang sudah disetujui saya kira tetap jalan ya, terutama yang masih dalam program strategis nasional,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Jumat (18/8/2023).

Menurut catatan Kementerian Perindustrian, terdapat 17 perusahaan smelter RKEF baru yang sedang dalam tahap konstruksi. Sementara itu, 6 lainnya masih dalam proses uji kelayakan di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Banten, dan Kalimantan Selatan.

Material mixed hydroxide precipitate (MHP) dalam rangkaian proses pengolahan nikel milik Harita Nickel. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)

Adapun, untuk smelter nikel berbasis high pressure acid leaching (HPAL), saat ini hanya terdapat 3 perusahaan yang beroperasi dengan kapasitas 950.000 ton per tahun, 1 yang melakukan studi kelayakan, dan belum ada yang memulai konstruksi baru.