Pada Desember 2020, Presiden Joko “Jokowi” Widodo bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat berbicara dengan Elon, melalui telepon untuk mengajaknya melihat potensi investasi EV di Indonesia. Mereka juga bertukar pandangan mengenai industri tersebut.
Namun, walaupun dikabarkan mendapatkan tanggapan positif, pada pertengahan 2021 Tesla justru menekan kerja sama untuk pemasokan nikel dengan perusahaan pertambangan berbasis Australia, BHP.
Perbincangan kerja sama antara Indonesia dan Tesla kemudian masih belum dapat dipastikan sampai Luhut dan tim Kemenkomarves dan sejumlah pengusaha Indonesia mengunjungi Elon di Gigafactory Tesla di Texas, Amerika Serikat pada April 2022. Dalam kunjungan tersebut, mereka berusaha meyakinkan Elon untuk menjajaki kerja sama dengan Indonesia.
Selang beberapa minggu kemudian, sebagai bentuk kunjungan lanjutan pada Mei 2022, Jokowi menemui Elon di Starbase SpaceX, fasilitas perusahaan transportasi luar angkasa yang didirikan Elon.
Tidak lama setelah kunjungan lanjutan tersebut, pada Agustus 2022, Tesla akhirnya dilaporkan menyepakati kontrak senilai $5 miliar atau setara Rp 74 triliun untuk membeli nikel dari perusahaan pengolah nikel di Morowali, Sulawesi Tengah.
Dalam wawancaranya dengan Bloomberg News pada bulan yang sama, Jokowi menyatakan keinginannya agar Tesla tidak hanya memproduksi baterai EV, melainkan EV itu sendiri. Keinginannya mengundang investasi ini terkait cita-cita Indonesia menjadi penyedia ekosistem EV dari hulu ke hilir, sehingga Indonesia tidak hanya dipandang sebagai pemasok bahan baku atau pembuat komponen dalam rantai pasokan EV global. Pada saat interview, Jokowi pun mengatakan bahwa kesepakatan dengan Tesla masih dalam tahap diskusi.
“Semua butuh waktu. Saya tidak mau bergerak cepat namun tidak menghasilkan apa-apa. Diskusi ini membutuhkan komunikasi intens dan hasilnya akan terlihat sendiri.”
(mar/roy)