Sebagai gantinya, pemimpin China ini telah membuat para tokoh negara lain yang justru mengunjunginya yang merupakan taktik yang memungkinkan Xi untuk fokus pada masalah di dalam negeri. China saat ini diketahui sedang menghadapi kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi yang terhambat oleh masalah di pasar properti, kontaminasi keuangan akibat krisis di bank bayangan (shadow bank) raksasa dan penyelidikan korupsi di industri kesehatan dan militer.
Perjalanan ke Afrika Selatan disebut akan memberikan kesempatan kepada Xi untuk bertemu dengan pemimpin dari Global South yang China upayakan untuk mengimbangi apa yang dianggapnya sebagai pengaruh global yang berlebihan dari AS.
Pekan ini, komandan militer India dan China sepakat untuk segera bekerja sama dalam meredakan sengketa perbatasan mereka yang mencakup konflik mematikan pada tahun 2020. Meskipun pembicaraan tersebut belum mencapai terobosan, mereka membuka peluang kemajuan dalam negosiasi antara Xi dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Perjalanan ini juga memberikan kesempatan bagi Xi untuk menyampaikan argumennya mengenai perluasan BRICS rencana yang ditentang oleh India dan Brasil.
China menjadi pendukung kuat dari blok yang terdiri dari negara-negara seperti China, Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan yang dibentuk secara resmi pada tahun 2009-2010. Blok ini tujuan dominannya untuk melawan apa yang disebutnya sebagai hegemoni AS. BRICS bahkan telah membahas kemungkinan mata uang bersama, meskipun perkembangan menuju tujuan tersebut tidak diharapkan.
KTT BRICS digelar di tengah ketegangan yang meningkat antara China dan AS dan setelah Afrika Selatan mengungkapkan kekhawatiran atas kehadiran Putin. Presiden Rusia itu akan berpartisipasi secara virtual untuk menghindari Afrika Selatan melaksanakan perintah penangkapan dari Pengadilan Pidana Internasional terhadap Putin atas tuduhan kejahatan perang.
(bbn)