Pembangunan dilakukan melalui sejumlah tahap. Tahap pertama sebesar 500.000 ton produksi dan ditargetkan rampung pada 2025.
Fase kedua ditargetkan rampung pada kuartal empat 2026, dengan kapasitas produksi juga sebesar 500.000 ton. Sisa pembangunan kapasitas 500.000 akan dibangun hingga akhir 2029.
Pergerakan Harga
Harga ADMR bergerak lincah pada perdagangan pagi hari ini, Jumat (18/8/2023). Harga saham naik 70 poin atau setara 6,31% ke level Rp1.180/saham.
Kenaikan itu tercapai setelah sebanyak 47,65 juta saham ditransaksikan dengan nilai mencapai Rp54,85 miliar. Adapun frekuensi transaksi yang terjadi sebanyak 6.042 kali.
Saham ADMR sudah memberikan indikasi kelincahan sejak 15 menit setelah pembukaan perdagangan pagi tadi. Dengan posisi tersebut, ADMR masuk 10 besar jajaran top gainers pada jajaran saham-saham IDXEnergy yang paling menguat pagi ini.
Berdasarkan data Bloomberg, bukan hanya naik 6,31% level harga tersebut sekaligus mengkonfirmasi rekor harga tertinggi sejak 10 April kemarin. Saat itu, harga tertingginya ada di level Rp1.155/saham.
Lincah dan tebalnya volume transaksi saham ADMR pagi ini terjadi di tengah isu rencana perusahaan untuk mengakuisisi tambang litium, yang merupakan komponen utama pembuatan baterai.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, sembilan analis memberikan rekomendasi buy saham ADMR. Tidak ada yang merekomendasikan hold atau pun sell. Konsensus tersebut menghasilkan target harga Rp1.622/saham untuk 12 bulan ke depan.
Ahmad Maghfur Usman, analis Nomura Investment memberikan rekomendasi Buy pada saham ADMR dengan target harga Rp2.200/saham. Sedang Axel Leonardo, analis Sinarmas Sekuritas memberikan rekomendasi Buy dengan target harga Rp1.400/saham.
(dhf)