Terkait dengan adanya perbedaan harga gas di lapangan, Hudi menyampaikan setiap lapangan memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga akan memiliki keekonomian yang berbeda pula. Pergerakan harga gas di satu lapangan tidak akan memengaruhi lapangan gas lainnya.
Sekadar catatan, realisasi salur gas pada paruh pertama tahun ini mencapai 5.308 MMSCFD alias turun dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 5.326 MMSCFD. Capaian itu juga meleset dari target semester I sejumlah 5.322 MMSCFD dan target APBN 2023 sebanyak 6.160 MMSCFD.
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sebelumnya berencana menaikkan harga gas untuk industri di luar pelanggan harga gas bumi tertentu (HGBT) per 1 Oktober 2023.
Berdasarkan surat edaran kepada pelanggan gas industri non-HGBT, harga gas untuk pelanggan kategori Gold naik 29,8% bakal menjadi US$11,9 per metric million british thermal unit (MMBtu).
Harga gas untuk pelanggan kategori Silver akan naik 22,5% menjadi US$12 per MMBtu, untuk kategori Bronze 3 bakal naik 34,3% menjadi US$12,3 per MMBtu, sedangkan untuk kategori Bronze 3 akan naik 36% menjadi US$12,5 per MMBtu.
Adapun, untuk pelanggan kategori Bronze 1, kenaikan harga akan berlaku mulai 1 Januari 2024 dengan besaran kenaikan mencapai 66% menjadi Rp10.000 per meter kubik.
Corporate Secretary PGN Rachmat Hutama mengatakan salah satu pertimbangan perusahaan di balik penyesuaian harga gas industri non-HGBT adalah faktor sumber pasokan; yang mencakup gas pipa, LNG, dan gas alam terkompresi atau compressed natural gas (CNG).
“Faktor kedua adalah harga pasokan hulu, dan ketiga adalah kontribusi volume masing-masing pasokan gas,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, Rabu (16/8/2023).
Rachmat menegaskan harga gas yang diberlakukan PGN kepada pelanggan non-HGBT juga dipengaruhi oleh dinamika dan perubahan di seluruh rantai bisnis gas bumi, termasuk harga yang diberlakukan pemasok gas di hulu alias Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) kepada PGN.
“Sebagai informasi, saat ini terdapat penyesuaian harga untuk perpanjangan pasokan gas dari pemasok gas kepada PGN, sehingga hal ini berdampak langsung ke pelanggan di sisi hilir,” terang Rachmat.
(wdh)