Mau Private Placement, Ini Sejumlah Masalah di Garuda
Whery Enggo Prayogi
08 February 2023 12:28
Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terus memproses rencana private placement sebagai upaya penyehatan bisnis. Diskusi awal telah berjalan antar calon investor dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, pertanyaannya jika investor strategis masuk lewat skema private placement, apakah saham GIAA tetap menarik untuk dikoleksi dalam jangka panjang, khususnya untuk retail?
Mengutip laporan kinerja kuartal III-2022, Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan US$ 1,5 miliar, naik dari posisi sebelumnya di 2021 sebesar US$ 939,02 juta. Pada kuartal II-2022 pendapatan perseroan tercatat US$ 677,28 juta, naik dari posisi sebelumnya di 2021 yang tercatat US$ 556,53 juta. Sedangkan pada kuartal I-2022 Garuda menghasilkan pendapatan US$ 270,57 juta, turun dari posisi yang sama tahun lalu, US$ 278,22 juta.
Dari perolehan laba perseroan pada kuartal III-2022 yang diatribusikan kepada entitas induk, tercatat US$ 3,7 miliar. Raihan ini berbalik arah dibandingkan pencapaian periode yang sama di 2021. Kala itu Garuda Indonesia mencatat rugi US$ 1,66 miliar.
Bagaimana dengan bottom line GIAA pada kuartal II-2022? Perseroan mencatat laba US$ 3,76 miliar. Bandingkan periode yang sama 2021, yang mengalami rugi US$ 902 juta. Mundur pencapaian kuartal I-2022, Garuda masih mencatatkan rugi US$ 226,79 juta, atau mengecil dari posisi kuartal I-2021 yang tercatat rugi US$ 387,7 juta.
Untuk saham BUMN Aviasi ini kini berada pada posisi “nyaman” Rp 100/lembar. Harga tersebut sudah terjadi sejak 17 Januari kemarin. Dalam catatan perdagangan, saham GIAA mengalami aksi jual masif sebelum pergantian tahun. Pada akhir Desember 2022, saham GIAA ada di posisi Rp 222/lembar. Posisinya berangsur-angsur melandai ke level Rp 152/lembar pada 9 Januari, lanjut Rp 133/lembar pada 11 Januari, Rp108/lembar pada 16 Januari.