Bloomberg Technoz, Jakarta - Dalam RAPBN 2024 pemerintah menyodorkan rencana target penerimaan bea cukai senilai Rp321 triliun, naik 7% dari outlook tahun ini yang sebesar Rp300 triliun.
"Optimalisasi kepabeanan dan cukai terutama dilakukan melalui ekstensifikasi objek cukai baru, yaitu produk plastik dan minuman berpemanis dalam kemasan. Sementara itu, reformasi struktural juga dilakukan melalui implementasi National Logistic Ecosystems," tulis pemerintah dalam dokumen Nota Keuangan dan RAPBN 2024, dikutip Jumat (18/8).
Kendati demikian, implementasi realisasi pemungutan cukai atas produk plastik dan minuman berpemanis dalam kemasan, akan diselaraskan dengan pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat.
Khusus untuk cukai, pemerintah mengatakan penerimaan akan dilakukan melalui intensifikasi dan esktensifikasi dalam rangka mendukung implementasi UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
Pemerintah mengatakan intesifikasi cukai dilakukan dengan cara menyesuaikan kebijakan tarif cukai terutama cukai hasil tembakau (HT).
Jika dirinci, pemerintah menargetkan penerimaan cukai tahun depan bisa mencapai Rp246,1 triliun naik 8,3%, kemudian bea masuk Rp57,4 triliun tumbuh 8,1%. Di sisi lain pemerintah memproyeksikan bea keluar akan turun 11,5% menjadi Rp17,5 triliun akibat konsekuensi hilirisasi sumber daya alam.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa tema kebijakan fiskal 2024 untuk mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sehingga akan dulakukan penguatan fungsi stabilisasi dan distribusi dalam jangka pendek dan penguatan fungsi alokasi dalam jangka menengah sampai panjang.
Adapun, ia juga mengatakan bahwa penerimaan perpajakan ditargetkan mencapai Rp2.307,9 triliun tahun depan. Target tersebut naik 8,9% jika dibandingkan target perpajakan tahun ini.
(evs)