Seperti yang diwartakan Bloomberg News, perkembangan ini terjadi usai rilis notula rapat. Dalam rapat tersebut, terungkap bahwa ada kemungkinan The Fed akan terus menaikkan suku bunga acuan untuk meredam tekanan inflasi.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, data penjualan ritel AS yang keluar lebih baik dari estimasi, memicu kekhawatiran suku bunga dapat bertahan di tingkat yang tinggi untuk waktu yang lebih lama.
“Kekhawatiran ini diperkuat oleh Presiden Federal Reserve Bank di Minneapolis Neel Kashkari yang mengatakan meskipun inflasi sudah turun namun masih terlalu tinggi,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.
Penjualan ritel di AS naik 0,7% mtm pada Juli, memperpanjang kenaikan selama empat bulan berturut-turut dan mengalahkan estimasi pasar yang menguat 0,4%. Tanpa memperhitungkan penjualan otomotif dan BBM, penjualan ritel naik 1,0% mtm, jauh di atas estimasi yang hanya dengan kenaikan 0,3%
Data menunjukkan pasar tenaga kerja AS tetap sehat. "Data minggu ini memperkuat gambaran ekonomi yang kuat, potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut dari Federal Reserve tidak dapat diabaikan," kata Mike Loewengart dari Morgan Stanley Global Investment Office.
Klaim pengangguran awal berkurang sebesar 11.000 menjadi 239.000 pada seminggu yang berakhir pada 12 Agustus, berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja yang dirilis Kamis (17/8/2023) waktu setempat.
Dari regional, ekspor Jepang turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun karena permintaan melemah, terutama permintaan dari luar negeri yang tidak merata.
Ini mengindikasikan hambatan untuk pemulihan ekonomi yang semakin bergantung pada pasar global karena pengeluaran dalam negeri yang tergerus.
Kementerian Keuangan Jepang memaparkan, nilai ekspor turun 0,3% pada Juli dibandingkan tahun sebelumnya, turun untuk pertama kalinya sejak Februari 2021.
Sementara itu, impor sudah empat bulan mengalami kontraksi. Pada Juli drop 13,5% dari tahun sebelumnya, penurunan tertajam sejak September 2020. Alhasil, neraca perdagangan juga merosot, dengan defisit 78,7 miliar Yen (US$538 juta) setelah surplus 43 miliar Yen pada bulan sebelumnya.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,21% ke 6.900 disertai dengan munculnya volume penjualan, namun penutupan IHSG masih mampu berada di atas MA-20.
“Koreksi IHSG pun sudah mengenai area koreksi yang kami berikan kemarin, pada label merah diperkirakan IHSG berpeluang menguat untuk menguji 6.916-6.934,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (18/8/2023).
Herditya juga memberikan catatan, tetap cermati suport di 6,834, apabila kembali tertembus, maka IHSG akan menuju ke rentang area 6.793-6.800 untuk membentuk wave iv pada label hitam.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, BBNI, CTRA, ITMG dan LSIP.
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, dibayangi oleh pelemahan mayoritas indeks global dan regional pada Kamis kemarin, IHSG diperkirakan melemah menguji support area pada kisaran 6.830-6.850 hari ini, Jumat (18/8/2023).
Dengan saham rekomendasinya ialah SII, PGAS, EXCL, ERAA, MARK dan MIDI.
(fad/wep)